Articles by "Amerika"

Tampilkan postingan dengan label Amerika. Tampilkan semua postingan

Kabar mencengangkan datang dari Amerika Serikat (AS). Di saat angka kehamilan remajanya akibat seks bebas dilaporkan menurun, justru angka aktivitas seksual antara gadis-gadis muda dilaporkan mengalami kenaikkan yang cukup tajam dalam dekade terahir.

Peneliti sekaligus asisten profesor Sosiologi dari University of Cincinnati, Corinne Reczek mengatakan bahwa dalam jangka waktu yang cukup panjang sebanyak 20 persen melakukan pernikahan heterokseksual, dan 15 persen diikuti dengan pernikahan remaja sesama jenis, baik itu gay atau lesbi.


Analisis baru dari hasil National Survey of Family Growth (NSFG) di Amerika Serikat telah mengungkapkan pergeseran yang cukup mengejutkan dari aktivitas seksual ini.


Setelah membandingkan hasil dari NSFG tahun 2002 dan angka yang dikumpulkan antara tahun 2006 dan 2008, ditemukan bahwa sebanyak 11 persen dari gadis berusia 17 tahun dalam statistik yang lebih baru, telah terlibat kontak seksual dengan gadis-gadis lainnya, dibandingkan dengan hanya lima persen pada tahun 2002.


Gadis-gadis tersebut juga mengklaim telah melakukan hubungan seksual secara signifikan kurang dari heteroseksual yang hanya 46 persen pada tahun 2006 sampai 2008, dibandingkan dengan 63 persen pada tahun 2002.


Sangat disayangkan apabila gadis-gadis tersebut memilih hal seperti itu. Padahal, banyak faktor buruk dari kesehatan yang mengintai dirinya.


"Dalam pernikahan heteroseksual, perempuan menanggung beban menjadi 'polisi kesehatan'. Akan tetapi, di dalam hubungan homoseksual atau lesbi, pasangan lebih cenderung saling mempengaruhi kebiasaan kesehatan masing-masing untuk lebih baik atau lebih buruk," kata Corrine kepada Mid-day, Senin (18/3/2013). Yang tak kalah mengkhawatirkan, nilai-nilai rusak seperti ini juga sedang melanda Indonesia.*

New York Rabbi Yisroel Dovid Weiss bersama puluhan rekannya beraksi di depan Markas PBB di New York, AS. Mereka berunjuk rasa untuk perdamaian. Rabbi Yisroel menolak pendirian negara zionis Israel.
"Tidak ada perintah dalam kitab untuk mendirikan negara," kata Rabbi Yisroel yang pernah berkunjung ke Jakarta ini, kepada detikcom, Kamis (27/9/2012).
Yisroel dan rekan-rekannya merupakan komunitas Yahudi di New York. Aksinya ini dilakukan guna menunjukkan kepada dunia, bangsa Yahudi bukan hanya Israel saja.
"Ini agar dunia mengerti. Apa yang disampaikan Netanyahu (PM Israel) adalah pembajakan atas nama orang Yahudi," terang dia.
Bersama rekan-rekannya dengan pakaian khas, mereka meneriakan kata-kata penolakan atas zionisme. Mereka pun meminta agar bangsa Palestina diberi kemerdekaan.
"Kami ingin membangun persaudaraan dengan kaum muslim. Dan harus diingat, gerakan zionis Israel bukan sebuah ajaran religius," kata Rabbi yang mempunyai ribuan pendukung di New York ini.
Aksi para Rabbi Yahudi ini kebetulan bertepatan dengan pidato Netanyahu di sidang umum PBB. Netanyahu sejak awal menolak negara Palestina. Dia juga mendorong permusuhan dengan Iran.
Selain aksi para Rabbi Yahudi ini, ada juga aksi para pendukung Falun Gong dan warga Tibet yang memprotes pemerintah China.
Kedua aksi berlangsung tertib. Ratusan polisi dari NYPD berjaga di sekitar lokasi.
(ndr/mok)

WASHINGTON  - Pemerintahan teroris Amerika Serikat (AS) sedang mencari dana tambahan sebesar USD 32 juta untuk melatih pasukan Afrika untuk memerangi Mujahidin Islam di Mali.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan kepada para wartawan pada Jum'at (25/1/2013) bahwa permohonan dana itu telah diajukan ke Kongres, sebagaimana dilansir oleh Associated Press.
AS memang tidak memberikan bantuan secara langsung kepada rezim sekuler Mali, tetapi AS telah memberikan bantuan kepada pasukan pimpinan Perancis dalam hal pengangkutan tentara dan peralatan ke Mali.
Perancis memiliki sekitar 2.400 pasukan di negara Afrika Barat tersebut, tetapi Perancis tetap meminta bantuan pasukan Uni Afrika untuk memerangi Mujahidin yang menguasai Mali Utara, di mana Syariah Islam ditegakkan.
Perang pimpinan Perancis di Mali dimulai pada 11 Januari setelah Mujahidin bergerak maju dan menguasai kota Konna. (siraaj/arrahmah.com)

Oscar Ramiro Ortega-Hernandez, 21, didakwa pada Kamis dengan mencoba untuk membunuh presiden AS atau stafnya. Dia dituduh menembak sembilan putaran di Gedung Putih pada Jumat malam lalu - salah satu dari rentetan tembakan itu meretakkan sebuah jendela tempat tinggal orang no 1 AS tersebut - ketika Obama dan Istrinya sedang pergi.




IDAHO, AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Seorang pria Idaho yang dituduh menembakkan senapan serbu di Gedung Putih percaya bahwa ia adalah Yesus dan berpikir Presiden Barack Obama adalah Antikristus dan Setan, menurut dokumen pengadilan dan orang-orang yang mengenalnya.
Petugas sedang memeriksa kaca gedung putih yang retak terkena tembakan
Ortega ditangkap Rabu di sebuah hotel di Pennsylvania barat ketika seorang petugas resepsionis sana mengenalinya dan memanggil polisi.

Pengacara Ortega, Christopher Brown, menolak berkomentar setelah sidang pertamanya di Pennsylvania. Ibu Ortega mengatakan ia tidak memiliki sejarah penyakit mental, meskipun ketika pihak berwenang mencarinya, mereka melaporkan ia memiliki "masalah kesehatan mental."

Di Idaho Falls, di mana Ortega berasal, seorang konsultan komputer mengatakan kepada The Associated Press bahwa keduanya bertemu tanggal 8 Juli setelah Ortega meminta bantuan mengedit iklan komersial sepanjang 30 menit. Monte McCall mengatakan bahwa selama pertemuan di restoran Meksiko milik keluarga Ortega itu, Ortega menarik keluar lembaran kertas kuning usang dengan catatan tulisan tangan dan mulai berbicara tentang prediksi bahwa dunia akan berakhir pada tahun 2012.

"Dia berkata," Yah, Anda tahu presiden bersiap-siap untuk membuat pengumuman bahwa mereka akan menempatkan chip GPS pada semua anak, sehingga mereka aman, '"kata McCall. "... Dan kemudian dia berkata," Itu hanya akan dilakukan oleh Antikristus untuk menandai semua orang. '"
..Yang lainnya mengatakan kepada penyelidik bahwa Ortega telah dilaporkan mengatakan Obama adalah "Antikristus dan "setan"..
Kimberly Allen, ibu dari mantan tunangan Ortega, mengatakan ia sopan dan baik dalam empat tahun ia telah mengenalnya. Tapi dia baru-baru ini mulai membuat pernyataan pada putrinya yang keluar dari karakter, termasuk bahwa Ortega percaya ia adalah Yesus.

Pada penampilan pertamanya di pengadilan di Pennsylvania, Ortega duduk diam, tangannya bebas tetapi kakinya diborgol. Dia hanya berkata, "Ya" ketika ia ditanya apakah ia mengerti bahwa ia akan kembali ke Washington untuk menghadapi tuduhan itu.

Menurut dokumen pengadilan yang dirilis setelah pembacaan dakwaan itu, pihak berwenang menemukan sembilan selongsong peluru dari mobil Ortega, yang ditemukan ditinggalkan di dekat Gedung Putih tak lama setelah penembakan. Sebuah senapan serbu dengan teleskop ditemukan di dalamnya.
Seseorang yang mengenalnya kemudian mengatakan kepada penyelidik bahwa ia telah menjadi semakin gelisah dengan pemerintah federal dan yakin pemerintah  bersekongkol melawannya, dokumen itu mengatakan. Yang lainnya mengatakan kepada penyelidik bahwa Ortega telah dilaporkan mengatakan Obama adalah "Antikristus" dan "setan." Ortega juga rupanya mengatakan dia "dibutuhkan untuk membunuh" presiden AS itu.

Pihak berwenang mengatakan Ortega berpakaian hitam ketika ia menghentikan mobilnya melihat Gedung Putih pada Jumat malam, melepaskan tembakan dan kemudian melesat pergi. Gedung Putih belum mengatakan apakah putri Obama ', Sasha dan Malia, ada di sana pada saat atau berkomentar tentang penembakan itu.

Ortega diinterogasi oleh polisi pada Jumat pagi, sebelum penembakan itu terjadi, tepat di seberang Sungai Potomac dari Washington di Va, Arlington. Polisi mengatakan mereka menghentikannya setelah sebuah laporan tentang perilaku yang mencurigakan, tapi membiarkan dia pergi setelah memotretnya karena mereka tidak punya alasan untuk melakukan penahanan.

Ortega memiliki catatan penangkapan di tiga negara namun belum terhubung dengan organisasi radikal, Polisi Taman AS mengatakan.

Jika terbukti bersalah, Ortega menghadapi hukuman seumur hidup di penjara.

Ini bukan pertama kalinya Gedung Putih telah datang di bawah serangan.

Dalam 40 tahun terakhir, lambang kebesaran AS tersebut telah menghadapi ancaman mulai dari helikopter curian yang mendarat di lapangan pada tahun 1974 hingga seorang pria yang memegang senapan  di trotoar luar pada tahun 1984. Pada tahun 1994 saja, ada lima ancaman termasuk kecelakaan pesawat di halaman dan satu yang diduga kasus tembak lari. Seorang pria lain menembakkan sedikitnya 29 peluru dari senjata semi-otomatis, dengan 11 peluru diantaranya menghantam Gedung Putih. (up/AP)

Washington, Untuk pertama kalinya, Amerika Serikat (AS) akan menerjunkan sejumlah kapal perangnya ke wilayah perairan Singapura. Kapal perang AS tersebut akan diterjunkan pada tahun depan dan akan disiagakan selama 10 bulan di wilayah Singapura.

"USS Freedom akan diterjunkan ke wilayah Singapura selama 10 bulan, pada musim semi 2013," ujar seorang pejabat US Navy, Letnan Katie Cerezon kepada AFP, Jumat (11/5/2012).

Pengerahan kapal perang baru ini dinilai sebagai bagian dari strategi AS untuk memfokuskan keberadaannya di wilayah Asia-Pasifik. Kapal USS Freedom yang akan diterjunkan ke wilayah Singapura ini merupakan jenis kapal perang untuk wilayah pesisir pantai. Kapal ini memang berukuran lebih kecil dan mampu beroperasi di dekat wilayah pantai.

Pihak Angkatan Laut AS menyatakan, terdapat 55 kapal perang serupa yang dimiliki AS. Sebanyak 4 kapal di antaranya akan dikerahkan ke wilayah Singapura.

Penerjunan kapal perang ke wilayah Singapura untuk pertama kalinya ini, bersifat rotasional. Artinya, kapal AS ini tidak akan disiagakan di Singapura dalam waktu yang lama.

Selama ini, militer AS telah memberikan bantuan logistik dan melakukan serangkaian pelatihan bagi militer negara-negara Asia Tenggara. AS juga berniat menerjunkan lebih banyak pasukan militernya di wilayah Filipina dan Thailand, sebagai strategi kebijakannya di wilayah Asia Pasifik.

Namun peningkatan aktivitas militer AS di wilayah Asia Pasifik menuai kecurigaan dari China. Kementerian Pertahanan China bahkan menyatakan, keberadaan militer AS di Asia Pasifik merupakan bukti dari 'mentalitas Perang Dingin' yang dimiliki AS.

Riyanna (baynews9.com)
Florida, Seorang bayi berusia 18 bulan ditolak untuk ikut dalam penerbangan pesawat Amerika Serikat (AS). Usut punya usut, nama bayi perempuan ini masuk dalam daftar orang-orang alias teroris yang dilarang terbang oleh AS.

US no-fly list adalah daftar yang ditentukan oleh pemerintah AS, terutama dari pihak Terrorist Screening Center (TSC). Daftar ini berisi nama orang-orang yang tidak diperbolehkan masuk dalam penerbangan pesawat komersial, baik dari maupun ke luar AS.

Bayi yang diketahui bernama Riyanna ini bepergian dengan kedua orangtuanya yang tinggal di New Jersey, AS. Mereka hendak terbang kembali ke rumah mereka dari wilayah Fort Lauderbale, Florida, dengan menggunakan pesawat milik maskapai JetBlue, pada Selasa (8/5) waktu setempat. Namun ketika pesawat hendak lepas landas, salah seorang petugas maskapai JetBlue mendatangi mereka dan kemudian meminta mereka keluar pesawat.

"Dan saya bilang, 'Kenapa?' Dan kemudian dia (petugas) bilang, 'Bukan karena Anda atau suami Anda. Tapi putri Anda termasuk dalam daftar no-fly'," ujar ibunda Riyanna yang enggan disebut namanya kepada stasiun televisi setempat, WPBF-TV, dan dilansir oleh news.com.au, Jumat (11/5/2012).

Kemudian petugas tersebut mengawal Riyanna dan kedua orangtuanya hingga keluar pesawat JetBlue. Ayah balita tersebut meyakini bahwa keluarganya diusir karena mereka keturunan Timur Tengah, meskipun selama ini mereka lahir dan besar di New Jersey dan fasih berbahasa Inggris tanpa aksen asing.

"Ini konyol. Tidak masuk akal. Kenapa seorang anak berusia 18 bulan bisa masuk ke dalam daftar no-fly?" tanya ayah Riyanna.

Menanggapi kondisi ini, pihak Transportation Security Administration (TSA) mengaku heran. Menurut mereka, tidak seharusnya seorang anak masuk ke dalam daftar no-fly di AS. TSA menyatakan bahwa "pihak maskapai keliru dengan memasukkan seorang anak ke dalam daftar milik pemerintah."

Sementara itu, pihak JetBlue memberikan pembelaan mereka. Menurut mereka, boarding pass milik balita tersebut dikategorikan oleh sistem dalam komputer masuk dalam daftar no-fly. Mereka berdalih bahwa ada kesalahan komputer dalam hal ini.

"Kami meyakini bahwa ada kesalahan komputer. Petugas kami hanya mengikuti protokol yang berlaku, dan kami meminta maaf kepada pihak keluarga atas kondisi yang sangat disayangkan ini," imbuh JetBlue dalam pernyataannya.

Amerika Serikat sedang berusaha mencari lokasi alternatif sebagai pangkalan baru militer Amerika di kawasan Asia Pasifik maupun fasilitas-fasilitas lain terkait dengan kehadiran pasukan Amerika di kawasan Asia Tenggara. Sebagaimana kita tahu, masyarakat Filipinan semakin kuat tekanannya pada pemerintah untuk segera menutup pangkalan Amerika di Subiz, Zambales.



Bukan itu saja. Gelombang protes warga masyarakat Jepang terhadap Kehadiran Pangkalan Amerika di Okinawa, Jepang pun, belakangan ini semakin menguat. Sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua dan menyusul perjanjian kesepakatan keamanan AS-Jepang, Okinawa telah dijadikan pangkalan militer bagi Pasukan Armada Ketujuh Amerika di kawasan Asia Pasifik.

Misteri Kunjungan Rahasia Senator Inoye dan Cochran Ke Filipina

Amerika memang berupaya keras agar mendapat izin pemerintah Filipina agar Subic bisa dijadikan pangkalan militernya lagi. Kalau kita telusur kembali ke belakang, pada April lalu Senator AS Daniel Inoye dan Thad Cochran mengadakan pertemuan khusus dengan Presiden Benigno Aquino III setelah berkunjung ke Subic Bay Freeport untuk mendapat gambaran terkini mengenai konstalasi yang terjadi di bekas pangkalan militer Amerika tersebut.

Senator Inoye dan Cochran Tekan Filipina Kembalikan Subic Bay Sebagai Pangkalan Militer AS

Beberapa waktu lalu, harian terkemuka Filipina Philippine Inquirer, menyorot serangkaian kunjungan pejabat tinggi Amerika ke Filipina, sehingga mengundang spekulasi kuat bahwa para pejabat teras Amerika tersebut sedang berusaha menekan keras Pemerintahan Aquino agar Teluk Subic bisa kembali digunakan AS sebagai pangkalan militernya.


Kegusaran Amerika nampaknya dipicu oleh adanya Tsunami di Jepang, sehingga rencana untuk memindahkan pasukan Amerika dari Okinawa ke Guam untuk sementara tertunda.

Dan ini jelas bukan berita bagus buat Amerika. Dalam konteks inilah, kunjungan Senator Inoye dan Cochran harus dibaca sebagai upaya tekanan diplomatik agar Subic Bay bisa dipakai lagi sebagai pangkalan militernya.

Salah satu indikasinya adalah pertemuan tertutup antara kedua senator AS tersebut dengam para pejabat Subic Bay Metropolitan Authority (SBMA) maupun para pejabat kotamadya Olongapo. Bahkan sejak Maret lalu, Dubes AS di Manila Harry Thomas Jr, sering mengadakan pertemuan tertutup terkait dengan tertundanya rencana pemindahan pasukan AS dari Okinawa ke Guam tersebut.

Dari berbagai sumber yang berhasil dihimpun Sunstar, terungkap adanya indikasi kuat bahwa Senator Inoye dan Cochran berperan penting dalam mengupayakan kehadiran kembali pasukan militer AS di Teluk Subic. Kedua senator tersebut dikenal sebagai anggota Komisi Senat Untuk Bidang Anggaran Pertahanan(Committee on Appropriation). Terkait dengan upaya tersebut, Kedubes AS di Manila mengeluarkan instruksi bahwa Media Massa dilarang keras untuk meliput kunjungan kedua senator AS tersebut.

Menurut Sumber Sunstar, kunjungan kedua senator AS tersebut atas koordinasi Kedubes AS di Manila dan Pejabat Kotamadya Olongapo.

Yang menarik dari liputan ini, sepertinya ada kesepakatan bahwa fasilitas-fasilitas terkait dukungan kehadiran militer AS seperti Lapangan Udara dan pangkalan angkatan laut, nampaknya secara diam-diam tetap mendapat izin Pemerintah Filipina untuk digunakan pasukan Amerika.

Mungkinkah secara diam-diam Subic Bay tetap jadi pangkalan alternatif Amerika? Berbagai sumber Sunstar sepertinya membenarkan dugaan yang masuk akal. “Bahkan saat ini pun pasukan Amerika sudah menggunakan fasilitas tersebut sebagai bagian dari Visiting Forces Agreement alias VFA.

Bahkan Walikota Olongapo James Gordon Jr, sepertinya malah mendukung gagasan kedua senator tersebut, terutama terkait penggunaan pangkalan militer Amerika di Subic Freeport.

Beberapa Kesimpulan

Dari beberapa indikasi terkait manuver kedua senator AS tersebut ada beberapa kesimpulan dan tren yang kiranya perlu diwaspadai oleh para perancang kebijakan luar negeri Deplu maupun otoritas keamanan nasional Indonesia.


1. Pihak Gedung Putih di Washington, nampaknya dalam beberapa bulan terakhir ini secara intensif melakukan kontak-kontak bilateral dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan ini, khususnya ASEAN. Termasuk mempengaruhi secara tidak langsung jalur-jalur pelayaran internasional di kawasan Asia Tenggara. Khusunya, gagasan AS untuk mengerahkan pasukan Armada Ketujuhnya di kawasan Asia Tenggara.

2. Washington sepertinya mengingingkan adanya keterlibatan langsung angkatan bersenjatanya dalam upayanya untuk menjamin keamanannya di kawasan Asia Tenggara. Termasuk keterlibatan unit-unit pasukan tempurnya dalam membantu pasukan-pasukan setempat dalam serangkaian operasi-operasi militer yang mereka klaim sebagai operasi menegakkan keamanan dan ketertiban.

3. Dengan bertumpu pada maksud-maksud tersebut, Amerika akan selalu membesar-besarkan bahaya ancaman terorisme di kawasan Selat Malaka dan potensinya yang bisa mengganggu pembangunan politi dan ekonomi-perdagangan di kawasan ini.

4. Ada indikasi kuat bahwa Washington dengan bantuan beberapa LSM dan media massa, melancarkan tekanan-tekanan public ke beberapa negara seperti Kamboja, Laos dan Vietnam.

5. Beberapa pengamatan dari pakar pakar politik dan keamanan, hasrat Washington untuk meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Asia Tenggara, khususnya kehadirannya di wilayah kelautan di kawasan ini, dapat menimbulkan beberapa implikasi yang berbahaya seperti:

- Menciptakan kondisi tidak terkontrolnya sepak-terjang pasukan AS di wilayah kelautan kawasan ini khususnya negara-negara sekitar wilayah laut tersebut, sehingga menciptakan prakondisi hadirnya campur-tangan asing di dalam masalah dalam negeri negara-negara ASEAN.

- Bisa semakin merenggangkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara terhadap Cina, dan pada saat yang sama menciptakan situasi kondusif bagi perlombaan senjata di kawasan Asia Tenggara.

- Memprovokasi munculnya ledakan sentiment anti Amerika dan Anti Cina, dan memicu radikalisme berbagai kelompok-kelompok beraroma kesukuan maupun keagamaan, termasuk Kelompok-kelompok Radikal Islam dari berbagai kelompok kecenderungan.


WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Seperti diberitakan oleh Washington Times, disebutkan: "Masih ada tanda tanya teknis mengenai serangan 11 September yang masih bergelayut di benak sejumlah orang, dan hal itu merembet ke ranah politik." "Bagaimana mungkin baja seberat 200.000 ton tercerai berai dan roboh dalam waktu hanya 11 detik? Ribuan orang arsitek dan insinyur mempertanyakan hal tersebut, mereka menyerukan kepada Kongres untuk memerintahkan investigasi baru terhadap peristiwa runtuhnya menara kembar dan Building 7 (7 World Trade Center)."
"Masalah yang menyelimuti versi resmi pemerintah tidak pernah berakhir. Menurut sejumlah ahli pikir ternama dunia, hal tersebut tidak mungkin terjadi."
"Untuk meruntuhkan bangunan semacam itu dalam waktu singkat, maka harus ada ledakan buatan di gedung tersebut. Dan ledakannya harus mengarah ke luar," kata Richard Gage, seorang arsitek asal San Francisco yang merupakan pendiri organisasi nirlaba Architecs & Engineers for 9/11 Truth.
Gage, yang merupakan anggota Institut Arsitek Amerika, mampu membujuk lebih dari 1.000 orang koleganya untuk menandatangani sebuah petisi baru dan meminta agar dilakukan penyelidikan resmi.
"Laporan Federal Emergency Management dan National Institute of Standards and Technology (NIST) mengenai penghancuran gedung-gedung tersebut terbukti tidak cukup, berisi pertentangan, dan kepalsuan. Oleh karena itu, kami menyerukan dilakukannya investigasi terhadap para pejabat NIST," tambah Gage.
Gage menambahkan bahwa permasalahan teknis seputar runtuhnya menara kembar tersebut memicu lahirnya perdebatan, bantahan dan cemoohan selama bertahun-tahun.
Tim King dari situs Salem News menyebutkan: "Pemerintah AS memang ingin masyarakat percaya bahwa gedung-gedung tersebut ambruk karena lalapan api. Akan tetapi, dalam sejarah belum pernah ada api yang mampu meruntuhkan gedung pencakar langit. Jilatan api memang membakar hingga kerangka bangunan, tapi api tidak bisa meruntuhkan gedung."
"Anggap saja hal itu mungkin terjadi, maka menara kembar WTC menjadi bangunan yang paling tidak mungkin runtuh. Kerangka baja menara kembar tersebut tidak akan sampai ambruk, bahkan jika gedungnya sendiri runtuh."
"Ketika kami mulai menulis mengenai hal ini. Matt Lintz, desainer web kami, mengetahui adanya upaya-upaya Angkatan Udara AS untuk meretas situs Salem News."
Salem News menyebutkan bahwa mungkin setengah penduduk AS masih belum menyadari bahwa ada gedung ketiga yang juga turut runtuh pada tanggal 11 September 2001. Dan gedung tersebut tidak dihantam pesawat. Namun, dalam gedung tersebut terdapat banyak catatan yang berharga bagi industri keuangan.
"Kata-kata Gage bergema di seluruh penjuru negara, di seluruh universitas dan perusahaan konstruksi. Konstruksi bangunan menara tersebut memang dirancang khusus untuk dapat menahan dampat tabrakan peswat jet. Untuk diketahui, bahan bakar jet mirip dengan diesel dan tidak memiliki efek bakar yang sangat tinggi. Di saluran radio, para pemadam kebakaran setempat membahas mengenai betapa mudahnya memadamkan bara api tabrakan pesawat, bahkan hanya membutuhkan beberapa orang pemadam saja."
Jeff Gates, seorang penulis di Salem News, mengatakan bahwa satu-satunya negara yang akan diuntungkan dari peperangan (pasca persitiwa 9/11) adalah Israel.
"Misalnya saja, seorang ahli teori akan mampu meramalkan bahwa setelah peristiwa seperti 9/11, AS akan menerjunkan pasukan militernya untuk melakukan balasan atas serangan tersebut. Dengan data intelijen palsu yang sengaja ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa pasukan tersebut diarahkan untuk menginvasi Irak, bukan untuk membalas peristiwa 9/11, tapi untuk menggapai tujuan perluasan wilayah Israel."
Memperkuat pemikiran tersebut, Mike O Cathail dari Salem News menuliskan, "Satu hari setelah 9/11, Benjamin Netanyahu tidak sengaja mengatakan bahwa kematian 3.000 warga negara Amerika adalah sebuah hal yang amat baik bagi Israel. Pembunuhan massal tersebut amat bagus bagi sektor-sektor perekonomian Israel yang tengah tumbuh."
Richard Gage khususnya merasa ada yang janggal dengan Building 7, sebuah gedung pencakar langit 47 lantai, yang tidak tertabrak pesawat, "namun gedung tersebut ambruk dengan kecepatan tinggi". Dia juga mengatakan bahwa ada lebih dari 100 pelapor pertama menyebutkan mengenai terdengarnya ledakan dan kilatan pada saat  gedung-gedung tersebut runtuh. "Sebagian menyatakan adanya bagian-bagian gedung yang terbuat dari baja terlempar secara horisontal sejauh 600 kaki (182 meter) dengan kecepatan 60 meter per jam dan decking beton dan metal seberat 90.000 ton yang runtuh seketika."
Salem News menambahkan: "Sebagian besar pakar setuju bahwa gedung-gedung tersebut hanya bisa runtuh sedemikian rupa jika diledakkan dari dalam. Para pakar yang pernah mengerjakan peledakan seperti itu di Las Vegas, setidaknya sebelum dilanda krisis ekonomi nasional, meletakkan bahan peledak utama di lorong-lorong lift dan juga di berbagai titik stragtegis dalam struktur gedung."
"Jika Anda menyaksikan gerak lambat runtuhnya menara WTC, maka dapat dilihat dengan mudah bahwa memang ada serangkaian ledakan yang direncanakan."
"Ada pula bukti materi peledak nano canggih dalam debu World Trade Center," kata Gage. Ia menambahkan bahwa petisi yang diajukan kelompok tersebut sudah disampaikan kepada para anggota Kongres.
"Namun, tentu saja Rudy Giuliani, walikota New York kala itu, sudah menyingkirkan barang bukti dengan segera," tambah Salem News.
"Ada daftar panjang penyelidik federal yang mengatakan bahwa mereka tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka atau menyelesaikan investigasi." (dn/ip/wt) www.suaramedia.com


Barat bukan hanya menghadapi krisis ekonomi dan politik yang menenggelamkan. Barat bukan hanya menghadapi jumlah pengangguran yang terus bertambah. Barat bukan hanya menghadapi ancaman des-integrasi dan kakacauan yang menyeluruh.
Barat bukan hanya menghadapi bangkrutnya perbankan. Barat bukan hanya menghadapi bangkrutnya partai-partai konservatif. Barat bukan hanya menghadapi bangkitnya kekuatan Sayap Kanan yang mengancam.
Sekarang Barat menghadapi kekuatan baru yang sangat menakutkan, yaitu gerakan kaum gay, lesbian, biseksual, dan transgender (GLBT). Seperti air bah yang melanda seluruh daratan Eropa dan Amerika. GLBT benar-benar menjadi “trend” baru di seantero jagad. Tak kurang Presiden Barack Obama dan Michele yang liberal, mendukung pernikahan sesama jenis.
Ini bukan basa-basi politik Obama yang akan menghadapi pemilihan presiden akhir tahun ini, tetapi Obama memahami “trend” global,   yang sekarang tumbuh di setiap negara.
Di Amerika Serikat berdasarkan  Gallup Poll, di mana rakyat Amerika Serikat 50,7 persen mendukung perkawinan sejenis. Perkawinan sejenis sudah menjadi pilihan dan keyakinan.
Para pemimpin partai politik lumpuh, para pastur lumpuh, para uskup lumpuh, dan para rabbi lumpuh. Mereka hanya bisa mengamini, kecenderungan masyarakat Barat. Gereja dan Synagog tak lagi memiliki peranan apapun dalam kehidupan. Belakangan para pendeta, pastur dan rabbi, mereka  sibuk memberkahi pernikahan sesama jenis. Para rohaniawan tak mampu lagi bersikap menolak menghadapi perubahan masyarakat Barat yang sangat ekstrim itu.
Gerakan GLBT sekarang sudah menjadi sebuah pilihan hidup dikalangan masyarakat Barat. GLBT sudah bukan sesuatu yang tabu dan memalukan. Inilah sebuah penyimpangan secara kodrati, tetapi menjadi pilihan hidup. Pilihan hidup masyarakat Barat yang cenderung kepada GLBT itu, sangat menentukan masa depan kehidupan mereka.
GLBT bukan lagi sebuah bentuk penyimpangan, tetapi sudah menjadi pilihan dan kebutuhan hidup mereka. Kecenderungan ini mencapai bentuknya menjadi sebuah gerakan terbuka. Mereka tidak lagi menutupi gerakan mereka.
Mereka melakukan kampanye terbuka. Mereka memiliki komunitas yang sangat luas, dan terus melakukan gerakan menyebarkan pandangan hidup mereka. Gerakan GLBT sesuatu yang sangat diminati dikalangan masyarakat Barat.
Bahkan, di negara-negara Skandinavia teradapat kampung-kampung dan komunitas “nude”, dan mereka dibiarkan masuk kota, tanpa pakaian. Di Australia perkawinan sejenis yang merupakan penyimpangan yang sangat menakut kan, tetapi sekarang justeru menjadi “trend” (kecenderungan).
Cushla mengenakan gaun putih saat menjelang pernikahannya dengan Tania, yang menggunakan kawat gigi, dan topi kupu-kupu. Pasangan dua perempuan itu, resmi menjadi pasangan isteri-isteri, dan mengikat tali pernikahan di sebuah gereja kecil yang dipimpin seorang  pendeta,  di daerah pertanian dekat Sydney, Australia.
Pasangan itu memiliki berbagai kelebihan pernikakah yang “nyata”, kecuali belum memiliki kekuatan hukum Australia, ujar  John Kloprogge, juru bicara kelompok Kesetaraan.

John Kloprogge, juru bicara Kelompok Kesetaraan Pernikahan Sejenis Australia, mengatakan, "Kami yakin masalah ini mendapat dukungan dari mayoritas warga Australia dan akhirnya akan didukung oleh para pemimpin partai besar kita", ungkapnya.

Keputusan Presiden Obama yang secara terbuka mendukung pernikahan sesama jenis  memenangkan pujian dari seluruh dunia. Obama melakukan kampanye yang  mendorong undang-undang yang lebih liberal, yang akan melegalkan pernikahan pasangan sesama jenis. Model pernikahan sejenis pertama di Belanda pada tahun 2001.

Pernikahan sesama jenis kini diizinkan di sejumlah negara bagian AS. Di negara-negara Uni Eropa, pernikahan sesama jenis sudah lama berlangsung, seperti di Belgia, Kanada, Spanyol, Afrika Selatan, Norwegia, Swedia, Portugal, Islandia dan Argentina, ungkap John Kloprogge.

Aktivis HAM Peter Tatchell memuji langkah Obama sebagai bukti bahwa dukungan pernikahan sesama jenis adalah "kecenderungan global tak terbendung".

"Pernikahan Gay, semuanya karena cinta," katanya. "Kasih-sayang pasangan sesama jenis itu sama nyatanya, kuat, dan berkomitmen. Seperti yang dilakukan oleh laki-laki heteroseksual yang sudah menikah dengan perempuan. Melarang pernikahan sesama jenis merendahkan. Merendahkan cinta pasangan lesbian dan gay. Melarang pernikahan sesama jenis, sebuah pelanggaran hak-hak dasar manusia. Kedua mereka berhak memiliki status yang sah, sebagai pasangan", tambahnya.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan dia mendukung legalisasi pernikahan sejenis di Inggris, di mana pihak berwenang sedang konsultasi tentang masalah ini, sesudah diizinkan sejak tahun 2005.

Pidato Ratu Inggris dapat  memahami, dan akhirnya akan menyetujui perkawinan sejenis. Namun,  Ben Summerskill, dari Stonewall kelompok hak-hak gay mengatakan ia "kecewa", dan berjanji "Mendorong kedua belah pihak koalisi untuk memenuhi janji mereka ... pada tahun 2015."
Denmark menjadi negara pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis pada tahun 1989.  Nepal  melegalkan perkawinan sesama jenis sejak tahun 2008. Namun, di banyak negara GLBT (gay, lesbian, biseksual dan transgender) mereka hidup dengan nyaman, tanpa terancam.
Mereka cukup hidup tanpa ketakutan atau prasangka, dan itu menjadi tujuan dari aktivis di negara-negara, di mana homoseksualitas masih tabu atau ilegal.

Di Belanda, Belgia, Kanada, Spanyol, Afrika Selatan, Norwegia, Swedia, Portugal, Islandia, Argentina, negara bagian AS dari Massachusetts, California, Connecticut, Iowa, Vermont, Washington DC, New Hampshire, New York, dan di Meksiko City, semuanya di negeri itu sudah melegalkan pernikahan sesama jenis.

Sementara itu, di negara-negara seperti Denmark, Inggris, Brasil, Perancis, Finlandia, Greenland, Austria, Ekuador, Kolombia, Uruguay, Nepal, Republik Ceko, Jerman, Hungaria, Slovenia, Swiss, Irlandia, Luxembourg, Selandia Baru dan negara bagian Australia dari Tasmania, Victoria dan New South Wales, dan Australian Capital Territory, perkawinan sejenis  dan kelompok GLBT, semuanya menikmati kehidupan dengan bebas.
Dunia bergerak menuju pilihan dan kecenderungan yang akan menghancurkan kehidupan mereka sendiri.
Mereka melakukan pilihan yang sangat naif, dan ini hanya mengulangi sejarah kelam di masa lalu, di masa Nabi Luth, yang mempraktekkan kehidupan yang dibenci dan menjijikan, serta melanggar fitrah. Sekarang mereka sedang berkampanye ke negeri-negeri Muslim. Wallahu’alam.

Metrotvnews.com, New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon mengaku sangat khawatir atas keputusan Israel melegalkan status tiga pos permukiman terluar di Tepi Barat. Ia menyebut itu sebagai tindakan ilegal yang melanggar hukum internasional.

Pernyataan itu dikeluarkan juru bicara Ban Ki-moon di Markas Besar PBB, New York, Selasa (24/4). Israel melalui kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan telah melegalkan status tiga pos permukiman terluar, yaitu Bruchin dan Rechelim di bagian utara Tepi Barat serta Sansana di bagian selatan.

Pada pertemuan sehari sebelumnya (Senin, 23/4), Komite Menteri Israel memutuskan melegalkan status tiga komunitas yang didirikan tahun 1990-an. Tiga pos terdepan, Bruchin, Rechelim dan Sansana, tidak memiliki status hukum Israel sejak permukiman itu dibangun.

Ban menekankan, semua kegiatan pembangunan permukiman oleh Israel merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional. Itu bertentangan dengan kewajiban yang harus dijalankan Israel, seperti yang digariskan dalam Peta Jalan. "Juga bertentangan dengan seruan-seruan yang disuarakan oleh Kuartet kepada pihak-pihak (terkait) untuk tidak melakukan tindakan provokatif," kata Ban mengingatkan. (ant/DOR)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.