Articles by "Polhukam"

Tampilkan postingan dengan label Polhukam. Tampilkan semua postingan

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendesak Kapolri bertanggungjawab dan mengusut tuntas pelanggaran HAM serius yang diduga dilakukan oleh oknum elit Detasemen Khusus Antiteror 88 kepada sejumlah orang tersangka kasus terorisme pada 22 Januari 2007 yang videonya diunggah di situs Youtube.

Ketua Komnas HAM, Situ Noor Laila mengatakan sanksi yang diberikan kepada anggota Densus jika terbukti bersalah tidak cukup sanksi etik.

"Apakah 13 orang (terbukti bukan termasuk dalam daftar pencarian orang) mati cukup dengan sanksi etik?" tukas Laila kepada para wartawan di kantornya, Senin (18/03/2013).

Untuk itu Komnas HAM meminta pemerintah mengevaluasi dan mengawasi secara ketat pola kerja pemberantasan terorisme, khususnya terhadap Densus 88.

Dari temuannya, Laila mengatakan Densus kerap bertindak sendiri di suatu wilayah operasi kepolisian daerah. Ia mengatakan, sejumlah Kapolda yang diwawancarai Komnas HAM mengaku tidak ada koordinasi sama sekali saat Densus beroprasi di wilayah mereka.

Laila menegaskan, jika Densus tidak diawasi mereka sangat berpotensi melakukan pelanggaran HAM. *

JAKARTA  - Penangkapan, penyiksaan dan penembakan kepolisian yang melibatkan Densus 88 terhadap umat Islam Indonesia adalah karena adanya kepentingan dan tekanan dari Amerika Serikat (AS). Gerakan Reformis Islam (GARIS) yang dipimpin oleh H. Chep Hermawan mengecam keras tindakan Densus 88 yang semena-mena melakukan penangkapan dan penembakan terhadap aktvis dakwah. Terlebih ketika polisi menyimpan jenazah selama 3 bulan dengan dalih untu keperluan otopsi.  
Dalam pernyataan sikapnya,GARIS mengutuk Densus 88 dan BNPT yang diketuai oleh Ansyad Mbai seraya mendoakan agar Allah mengutus burung Ababil untuk menghancurkan kedua institusi biadab tersebut (Densus 88 dan BNPT).
“Harusnya Densus 88 itu menindak OPM dan RMS yang telah membunuh beberapa anggota TNI di Papua, dan hendak memisahkan diri dari NKRI, ” kata Pimpinan GARIS H. Chep Hermawan dalam diskusi kebangsaan bertajuk “Densus 88 Milik Siapa?” yang berlangsung Rabu siang kemarin (20/3/2013) di kantor Syarikat Islam, Jakarta.
Dikatakan GARIS, Densus 88 dan BNPT tak lebih babu alias jongos AS laknatullah yang ingin menjadikan target umat Islam untuk dibantai. Chep Hermawan mendesak pemerintah (Presiden, Mabes Polri, Mabes TNI) untuk berlaku adil terhadap umat Islam. “Kami mendesak agar pemerintah tidak membiarkan OPM dan RMS. Kami juga mendesak agar DPR RI dan Presidn segera membubarkan Densus 88 dan BNPT. Kita tidak ingin kembali di zaman Petrus dulu, yang membunuh orang tanpa proses pengadilan.”
Chep menilai tindakan aparat kepolisian, khususnya Densus 88 main pukul rata.  Semua orang dituduh teroris hanya gara-gara pernah berhubungan dengan salah satu terduga teroris. “Tidak semua orang yang masuk rumah sakit itu sakit dan tidak semua orang yang distempel teroris oleh polisi dan orang yang membelanya dianggap bagian jaringan teroris,” tegas Chep.
Chep meminta polisi untuk tidak lagi menayangkan pernyataan-pernyataan Nasir Abbas dan Al-Chaidar terkait kasus terorisme dan jika ada kasus-kasus seperti itu harusnya polisi meminta masukan dari GARIS. Bagi H. Chep Hermawan, Nasir Abbas adalah pengkhianat umat Islam. “Pernyataan Nasir Abbas sering menyudutkan umat Islam dan bagi kami dia adalah pengkhianat umat Islam,’ pungkasnya.

Membongkar Cara Kerja Densus 88
Oleh: Harits Abu Ulya
Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA)
Densus 88 telah melakukan apa saja yang mereka inginkan dan kemudian membuat cerita (dramatisasi) yang bisa membenarkan tindakan tersebut.
Maka tereksposnya video menjadi konfirmasi kebenaran cerita tindakan luar biasa biadabnya yang dilakukan oleh aparat. Dan sekali lagi ini menjadi starting point bagi semua pihak yang terkait untuk berani evaluasi kinerja Densus 88 selama ini. Tidak perlu menunggu sampai satu demi satu kedzaliman ini terpampang dihadapan publik secara telanjang. Sekecil apapun kedzaliman adalah kedzaliman yang harus disikapi sebagaimana mestinya. Bukan berusaha ditutupi dan dibela dengan berbagai cara dan upaya. Berikut sedikit contoh bagaimana arogansi dan kebiadaban sistemik yang dirancang Densu 88.
Kita bisa berangkat dari kasus terbunuhnya Abu Uswah (Asmar) dan Ahmad Kholil  (Abu Kholid) di teras masjid Nurul Afiyah komplek RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulsel pada Jumat, 4 Januari 2013 lalu. Banyak bukti dan kesaksian yang mengendap, dua orang itu terbunuh tanpa ada perlawanan.
Kejadiannya cukup singkat, aparat Densus 88 begitu selesai eksekusi dua orang kemudian segera membersihkan jejak tindakan mereka. Darah yang menggenang di teras segara disiram bersih tanpa jejak, seluruh selongsong peluru di sekitar kejadian di pungut bersih termasuk proyektil yang tidak bersarang di tubuh korban. Intinya semua jejak berusaha dihilangkan.
Di hadapan publik pihak Humas Polri menyampaikan secara sepihak tentang sebab tewasnya dua orang tersebut, dengan cerita mereka melawan dan membahayakan bahkan di TKP ditemukan barang bukti berupa senjata (senpi).
Keterangan ini diaminkan oleh media tanpa ada informasi pembanding yang digali secara obyektif. Semua pernyataan aparat tidak pernah bisa di konfirmasi kebenarannya, kebenaran yang tersimpan di balik mulut-mulut saksi mata yang terkunci karena rasa takut tidak pernah digali dan terungkap ke publik.
Sementara pihak Densus 88 juga tidak pernah melakukan rekonstruksi ulang atas apa yang mereka lakukan. Inilah salah satu contohnya, dan masih banyak realitas serupa dalam kasus ekstra judicial killing oleh Densus 88 atas terduga “teroris”.
Ke depan kita akan melihat dan menunggu apa yang dihasilkan dari investigasi Komnas HAM atas pelanggaran HAM serius yang dilakukan aparat Densus 88. Dan waktu akan menjawab benarkah keadilan akan berpihak kepada Islam dan umatnya, atau akankah umat ini dibuat frustasi yang akhirnya mengambil jalan pintas sendiri-sendiri untuk menuntut keadilan yang menjadi haknya. Wallahu a’lam bisshawab.

JAKARTA  - Senada dengan seruan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin saat menyampaikan laporan video penyiksaan oleh aparat ke Mabes Polri, Neta S Pane juga meminta Densus 88 segera dibubarkan.
Neta menyatakan laporan tersebut merupakan bukti keresahan masyarakat atas sikap Densus 88 yang kerap melakukan pelanggaran HAM serius.
"Laporan tersebut merupakan bukti bahwa kekerasan yang dilakukan oleh Densus 88 mulai bermunculan dan sebagai sebuah bentuk pelanggaran HAM serius," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, dalam siaran pers, Sabtu (2/3/2013).
Selama ini, menurut Neta, sebenarnya sudah banyak keluhan publik terhadap sikap dan perilaku Densus 88. Antara lain anggota Densus yang cenderung menjadi algojo ketimbang sebagai aparat penegak hukum yang melumpuhkan tersangka untuk kemudian dibawa ke pengadilan.
"Sehingga, apa yang dilaporkan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut adalah sebuah wujud keresahan dari tokoh Islam yang harus disikapi secara serius agar ada pembenahan di manajemen Densus 88," katanya.
Selain itu, laporan tersebut harus membuat Polri, Pemerintah, dan Komisi III DPR membuat sistem kontrol yang jelas terhadap kinerja Densus 88. Selama ini praktis tidak ada kontrol terhadap kinerja Densus.
"Di sisi lain sikap parno sebagian masyarakat terhadap isu-isu terorisme seakan memberi legitimasi kepada Densus untuk berbuat apa pun. Situasi ini tidak boleh dibiarkan. Sebab siapa pun di negeri ini, termasuk Densus 88 tidak boleh bersikap semena-mena," ingatnya.
IPW juga mendesak petugas Densus yang melakukan penyiksaan di Poso segera diadili karena melakukan tindak pidana penyiksaan. Bahkan, IPW mendesak agar Densus 88 dibubarkan.
"Banyaknya keluhan terhadap sikap dan perilaku anggota Densus ditambah makin surutnya isu-isu terorisme, IPW menilai sudah saatnya Densus 88 antiteror dibubarkan," desak Neta.
Sebab menurut IPW, Densus 88 bisi dilikuidasi ke tubuh Brimob yang sudah ada.
"Jika suatu saat ada isu teror cukup Brimob yang turun tangan. Dalam Rakernis Brimob di Pusdik Brimob di Watukosek, Jatim pada akhir Februari 2013, Indonesian Police Watch yang diminta memberikan pembekalan kepada para kasat Brimob dari seluruh Indonesia, mengusulkan dan mendesak agar Densus 88 dibubarkan serta dilikuidasikan ke dalam Brimob," tandasnya.

JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam dua bulan terakhir ini BNPT dan khususnya Densus 88 banyak mendapat kritikan dari berbagai elemen masyarakat terkait kinerjanya dalam pemberantasan terorisme. 

Ulama, zu’ama, pimpinan ormas Islam, DPR Komisi III dan Komnas HAM semua pada angkat bicara.

Apalagi topik yang paling mendapatkan stressing point adalah dugaan kuat pelanggaran HAM yang sangat serius dilakukan oleh Densus 88. Di samping ‘diskriminasi’ dan pengaitan terhadap agama tertentu (Islam).

“Dugaan saya, ini membuat BNPT atau Densus meradang dan akan membuat ‘perlawanan’ dan ‘serangan balik’. Karena selama ini sikap apriori dan arogansi begitu menonjol dari diri mereka (Densus 88 dan BNPT- red.). Mereka seperti hukum itu sendiri dan bukan penegak hukum. Cuma serangan balik itu wujudnya apa perlu dicermati lagi,” kata pengamat kontra terorisme Harits Abu Ulya kepada voa-islam.com, Jum’at (1/3/2013).

Harits memprediksi, dengan terpilihnya Brigjen. Pol. Arif Dharmawan sebagai Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, memiliki posisi strategis dalan penanganan terorisme. Dan menurut Harits ini merupakan respon disahkannya UU Pendanaan terorisme.

“Dan lebih jauh, saat ini  penunjukkan Brigjen Arif Dharmawan di jabatan Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT yang cukup strategis bertanggungjawab dalam kebijakan, strategi dan program nasional penanggulangan terorisme. Deputi Penindakan juga bertugas mengkoordinasi penentuan tingkat ancaman dan persiapan penindakan terhadap pelaku teror di lapangan. Saya menduga ini sebagai salah satu respon disahkannya UU Pencegahan dan Penindakan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme yang baru disahkan oleh DPR,” jelas Direktur Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu.

Lebih lanjut, Harits mengungkapkan dengan posisi strategis Arif Dharmawan tersebut, ke depan BNPT bukan hanya melakukan counter ideologi lewat program deradikalisasi, namun juga akan menyasar persoalan dana.

“Brigjen Arief sebelum di BNPT pernah bertugas di Pusinafis Bareskrim Polri. Alumnus Lemhanas angkatan 43 ini juga pernah menjabat sebagai Kanit Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.  Kedepan tidak hanya agenda counter ideologi (deradikalisasi) yang terus jalan, tapi juga akan menyasar dan mengurai persoalan dana yang dianggap menjadi ‘nyawa’ penting dari tindak pidana terorisme,” imbuhnya.

Kesimpulannya menurut Harits, peperangan berikutnya setelah program deradikalisasi yang dilancarkan BNPT adalah propaganda terkait pendanaan terorisme.

“Sektor ekonomi (dana) jadi medan ‘peperangan’ berikutnya yang akan dilakukan BNPT setelah memiliki payung (regulasi) terkait masalah ini,” tegasnya.

Untuk itu, ia meinta seluruh elemen masyarakat waspada dan memonitor adanya kemungkinan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan BNPT dalam kontra terorisme.

“Masyarakat sipil juga perlu terus monitoring kemungkinan-kemungkinan penyalahgunaan kewenangan yang dimiliki BNPT dalam urusan kontra terorisme ini. Mengingat selama ini belum ada transparasi anggaran yang digunakan Densus 88 dan BNPT,” tutupnya. [Ahmed Widad]

JAKARTA  - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengalokasikan dana sebesar Rp13,5 miliar untuk membeli anjing dari Belanda. "Dari alokasi untuk satwa Rp16,650 miliar ini dialokasikan untuk membeli 90 ekor anjing dari Belanda sebesar Rp13,5 miliar, harga satu ekor anjing tersebut berkisar antara 8.000 dolar Amerika hingga 9.000 dolar Amerika," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri, Irjen Pol. Suhardi Alius, di Jakarta, Jumat.


Harga satu ekor anjing tersebut sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen dan Pajak Penghasilan (PPh) 1 persen, jasa pengadaan barang 10--15 persen, akomodasi, dan transportasi, katanya.

"Biaya pelatihan untuk dua orang dengan tiga kegiatan, biaya transportasi pengiriman anjing dari Belanda ke Indonesia, belinya ini di Belanda bukan di dalam negeri, karantina, pajak bea masuk, transportasi lokal untuk seluruh polda dalam rangka pengamanan Pemilu 2014," kata Suhardi.


Selain itu, anggaran untuk satwa sebesar Rp3,150 miliar dialokasikan untuk tujuh ekor kuda dengan harga per ekornya Rp450 juta yang diberikan untuk Polda Bali sebanyak dua ekor, Polda Jawa Tengah sebanyak dua ekor, dan Direktorat Polisi Satwa sebanyak tiga ekor, katanya.

"Ini semua dilaksanakan secara transparan dan kalo kita membeli suatu barang jangan hanya dilihat dan beli langsung, tetapi ada mekanismenya. Semua sesua ketentuan dan dilakukan lelang secara terbuka," kata Suhardi.


Sebelumnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesia Police Watch (IPW) meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mengawasi dan mencermati proyek Pemanfaatan Optimalisasi untuk Penguatan Sarana Prasarana (POUPSP) Polri tahun anggaran 2013 senilai Rp1,8 triliun.

"Diduga sangat banyak kejanggalan di dalam proyek itu, terutama dalam penetapan harga dan manfaat barang yang hendak dibeli," kata Ketua Presidium IPW Neta S. Pane di Jakarta, Selasa (22/1).


Pesawat Sukhoi Superjet 100 (sukhoi.org)

Ini bukan kali pertama Rusia curigai AS mensabotase pesawat buatan mereka.


VIVAnews - Para korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak telah dimakamkan. Namun, walau masih dalam penyelidikan, sejumlah kalangan mulai berspekulasi mengenai penyebab jatuhnya pesawat tersebut pada 9 Mei lalu. Kalangan di Rusia menduga ada sabotase sehingga terjadi kecelakaan yang menewaskan 45 orang.

Badan intelijen militer Rusia (GRU) dikabarkan sedang menyelidiki kemungkinan militer Amerika Serikat berada di balik kecelakaan pesawat Sukhoi tersebut. Mengutip sumber anonim dari badan intelijen militer Rusia, mereka telah lama melacak kerja Angkatan Udara AS di Bandara Jakarta.

"Kami tahu mereka memiliki peralatan khusus yang dapat memotong komunikasi, mengganggu sinyal dari darat atau mengganggu parameter kapal," kata seorang jenderal GRU tanpa mau disebutkan namanya kepada tabloid Komsomolskaya Pravda, Kamis, 24 Mei 2012, .

Pesawat Sukhoi Superjet 100 menghilang dari radar pada 9 Mei lalu, tak lama setelah pilot meminta izin untuk mengurangi ketinggian 1.800 meter. Itu dianggap sebagai manuver berbahaya untuk penerbangan di daerah pegunungan. Terlebih lagi di kawasan Gunung Salak sudah beberapa kali terjadi kecelakaan pesawat.

Spekulasi lainnya, kecelakaan itu dianggap sebagai sabotase industri. "Di sisi lain, kita tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa ini adalah sabotase yang disengaja untuk menurunkan industri pesawat kami di pasaran," kata sumber lain.

Ini bukan kali pertama Rusia curigai AS mensabotase pesawat buatan mereka. Pada Oktober lalu, seorang mantan pejabat juga menyalahkan radar Amerika di Alaska atas hilangnya pesawat penyelidikan antariksa Fobos Grunt.

Sementara itu, Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat sipil pertama yang dibangun Rusia sejak runtuhnya Uni Soviet. Model pesawat ini memang ditujukan untuk melakukan tur di kawasan Asia Tenggara untuk menghidupkan bisnis pesawat Rusia.

Pengamat industri telah mengingatkan, program tersebut mungkin tidak akan pernah pulih jika penyelidikan menemukan adanya kegagalan teknis atas kecelakaan pesawat tersebut. (ren)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politik luar negeri Korea Utara tertekan menyusul tekanan masyarakat Internasional terhadap negara komunis itu. Namun di luar dugaan Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea (RDRK),  Kim Jong-Nam, mengadakan kunjungan kenegeraan ke Indonesia. 
Kim Jong-Nam siang tadi, Selasa (15/5/2012), bertemu dengan Presiden SBY di Istana Merdeka Jakarta. Dijadwalkan Kim Jong Nam juga akan bertemu pimpinan DPR dan MPR RI serta para pengusaha Indonesia.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan Korea Utara memang sekarang dikucilkan masyarakat internasional dan sekarang memilih menoleh ke Indonesia.
"Ini karena  ada identifikasi peluang-peluang kerjasama," kata Marty di Istana Merdeka Jakarta.
Menurut Marty, kerjasama dengan Korea Utara terus dikembangkan dan merupakan bagian dari strategi dari yang lebih luas. Bagaimana menjalin hubungan kedua negara dan bagaimana Korea Utara bisa lebih terbuka seperti Myanmar.
"Myanmar di masa lalu merupakan negara yang terbiasa dengan pengucilan. Dengan adanya interaksi, komunikasi apapun bidangnya, dari olahraga, trade, investasi, dan lainnya maka kita dengan sistematis membuka negara ini untuk  lebih memahami perkembangan secara global," kata Marty.
Marty mengatakan Indonesia harus bisa menciptakan confident atau rasa percaya diri. "Kita harus membuat Korea Utara  merasa nyaman, bahwa mereka bisa berinteraksi dengan kita, bertukar pandangan dengan kita dan bisa confident," ujarnya.
Kunjungan kenegaraan Kim Yong Nam ke Indonesia mendapat sorotan dunia internasional. Kunjungan ini dilakukan di tengah masih memanasnya situasi di semenanjung Korea. Kim Jong Nam  mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada tanggal 13 – 16 Mei 2012. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka memenuhi undangan Presiden SBY.
Kim Jong Nam dikenal sebagai orang kedua terkuat di Korea Utara setelah Kim Jong-un, Presiden muda Korea Utara saat ini. Sebagai Presiden Presidium, Kim Yong Nam adalah pemimpin Korea Utara secara de facto.
Sementara Presiden Kim Jong-Un bertindak sebagai pemimpin resmi negara komunis itu dan belum lama ini didaulat sebagai  penerus  Kim Jong-il.



Rapat Koordinasi Teknis Golkar Sulawesi (VIVAnews/Ikhwan Yanuar)


DPP Golkar dan DPD I akan berkumpul di Keraton Kilen bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X.



VIVAnews - Rapat Konsultasi Nasional Partai Golkar akan digelar di Yogyakarta, 11 hingga 14 Mei 2012 yang akan datang. Direncanakan ketua dan sekretaris 33 DPD I Partai Golkar se-Indonesia, Ketua Umum Aburizal Bakrie dan pengurus DPP Partai Golkar akan hadir dalam acara tersebut.

“Para sesepuh Golkar seperti Akbar Tandjung, Jusuf Kalla, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Ginandjar Kartasasmita, dan tokoh-tokoh senior lainnya yang telah membesarkan Partai Golkar akan hadir dalam acara Rapat Konsultasi Nasional Partai Golkar yang akan di gelar di Saphir Hotel Yogyakarta,” kata Gandung Pardiman, Ketua DPD I Partai Golkar, DIY, Rabu 9 Mei 2012.

Sebelum pembukaan, Ketua DPD dan Sekretaris DPD I se-Indonesia akan bersilaturahmi dengan Gubernur DIY Sri Sultan HB X, yang juga adalah tokoh senior Partai Golkar, di Keraton Kilen.

“Dalam Rapat Konsultasi Nasional itu nantinya akan dibahas tentang perkembangan politik terkini dari dalam dan luar Golkar, termasuk pemenangan daerah untuk Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dari Partai Golkar untuk periode 2014-2019 yang akan datang,” kata Gandung.

Gandung menyatakan dalam Rapat Konsultasi Nasional itu akan ada pernyataan sikap dari para pengurus DPD II se-DIY serta DPD I DIY yang mendukung penetapan Ketua Umum Partai Golkar sebagai calon presiden. “Saya berharap nantinya 33 DPD I Golkar se-Indonesia juga menyatakan sikapnya untuk mendukung Ketua Umum Partai Golkar sebagai capres Golkar,” katanya.

Dia meminta Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung untuk tidak terus menggulirkan perdebatan tentang penetapan capres Partai Golkar berdasarkan mekanisme konvensi atau survei. Menurut dia, perdebatan itu memancing gejolak di daerah.

“Syahwat-syahwat politik janganlah diumbar, karena dari pengalaman yang ada ketika Golkar mencapreskan seseorang melalui konvensi justru berakibat pada kerusakan moral pengurus struktural dan biaya untuk memperbaikinya sangatlah mahal. Capres yang diusung Golkar melalui konvensi terbukti gagal karena tak didukung penuh oleh pengurus Golkar yang jagonya kalah dalam konvensi,” katanya. (kd)

VIVAnews - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman, mengungkapkan pertemuan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto merupakan silaturahmi biasa saja. Partai Demokrat, kata dia, terus berkomunikasi dengan Partai Gerindra, namun komunikasi tersebut tidak membahas tentang pemilihan presiden.

"Komunikasi baik dengan Gerindra. Sekali lagi kita belum bahas pilpres di 2012, baru di 2013," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 15 Mei 2012.

Sementara itu, Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani, mengatakan Prabowo Subianto menghadiri pertemuan di acara reuni Akabri 1973 di Istana Tampaksiring, Bali, beberapa waktu lalu karena diundang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Pak SBY mengundang Pak Prabowo sebagai tamu undangan. Pak Prabowo menghargai sebagai undangan dan beliau datang ke Istana Tampaksiring," kata dia.

Meski demikian, ia tidak membantah kedekatan antara Presiden SBY dengan Prabowo Subianto. "Karena memang kawan lama kedua-duanya. Dan dua-duanya alumni Angkatan Darat," ungkapnya.

Apakah hal itu pertanda SBY mendukung Prabowo maju di 2014? "Saya tidak mau berspekulasi soal pilpres. Itu masih terlalu jauh," kata Muzani. (eh)



Megawati Soekarnoputri dan anaknya, Puan Maharani. (Antara/ Andika Betha)


Puan menyatakan akan mengikuti mekanisme partai jika dicalonkan.

VIVAnews - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, masih bungkam terkait calon presiden (capres) yang akan diusung oleh partainya pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.

"Nanti tanya di DPP," kata Megawati Soekarno Putri, kepada wartawan usai mengunjungi Sampoerna Academy, yang terletak di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu 9 Mei 2012.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP, Puan Maharani, mengatakan, partainya masih memproses capres pada Pemilu 2014 mendatang. "Secepatnya kami akan mengeluarkan nama-nama capres yang akan diusung oleh PDIP," katanya.

Masalah capres yang akan diusung oleh PDIP, lanjutnya, merupakan hak Megawati Soekarno Putri selaku Ketua Umum PDIP.  Ketika ditanya kesiapannya menjadi Presiden jika diusung oleh partainya, Puan mengatakan, "Saya akan mengikuti mekanisme partai karena dia kader partai."

Megawati dan Puan bersama rombongan didampingi Putera Sampoerna, pendiri Sampoerna Foundation, mengelilingi Sampoerna Academy yang terletak di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.



Ketua umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri (ANTARA/Farras)


  VIVAnews - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menilai, perempuan Indonesia saat ini megalami kemunduran idealisme dalam berpolitik.

Hal ini diungkapkan Megawati saat menjadi pembicara dalam seminar "The Role of Women in Politics" di Universitas Innsbruck, Austria, Selasa, 15 Mei 2012.

Pada kesempatan tersebut, Megawati menyampaikan bahwa tantangan perempuan Indonesia adalah bagaimana menjadikan politik sebagai sebuah gerakan bagi Indonesia dan kemanusiaan yang lebih baik.

"Membangun kembali kesadaran politik kaum perempuan Indonesia untuk berani memilih jalan politik. Hal ini tidaklah mudah. Justru dalam era modern seperti ini, pilihan politik bagi perempuan tampak adanya kemunduran dari aspek idealisme. Lebih-lebih sebagai sebuah gerakan," ujar Megawati dalam siaran pers yang dikirim Bidang Kesekretariatan DPP PDI Perjuangan kepada VIVAnews.

Selain itu, menurut Megawati, keterlibatan kaum perempuan dalam politik justru kembali dibatasi. Bahkan banyak diantaranya yang tidak bisa aktif hanya karena alasan sederhana, yakni tidak diizinkan oleh suaminya.

Situasi perempuan Indonesia saat ini, katanya, sangat berbeda dengan pengalaman di beberapa negara di Eropa. Dimana pemenuhan hak-hak politik perempuan dilakukan secara incremental, bertahap dan melalui perjuangan yang keras.

"Perempuan Inggris menikmati hak pilih sedikit lebih awal dari perempuan Amerika, yakni 14 Desember 1818 menyusul pemilu pertama di bawah undang-undang baru, yakni the Representation of the People Act, 1918. Sementara di Indonesia, hak pilih bagi perempuan dijamin kontitusi sejak lahirnya Indonesia modern," mantan Presiden itu menjelaskan.

Hal ini, menurut Megawati, tidak berarti bahwa perempuan Indonesia tidak dihadapkan pada persoalan-persoalan sebagaimana dialami banyak perempuan di dunia. Dia mencermati bahwa dalam bidang politik persoalan rendahnya partisipasi dan representasi kaum perempuan, terutama di lembaga-lembaga publik, termasuk di parlemen merupakan masalah serius di Indonesia.

Berdasarkan pengalamannya, persoalan kualitas partisipasi dan representasi yang rendah merupakan bagian dari persoalan demokrasi Indonesia yang belum selesai dan masih terus mencari bentuk, dan bukan merupakan persoalan perempuan semata-mata.

"Masih banyak kelompok dalam masyarakat Indonesia dihadapkan pada kedua persoalan ini. Kaum petani dan nelayan, misalnya, menghadapi masalah ini sama seriusnya dengan kaum perempuan. Demikian pula dengan kaum buruh," katanya.

Karenanya, persoalan partisipasi dan representasi yang buruk ini harus diselesaikan sebagai agenda politik kolektif sebuah bangsa, bukan dibatasi sebagai medan pergulatan gender.

"Saya boleh jadi keliru. Tetapi itulah yang selama ini saya rasakan," ucapnya.


Polisi periksa Ari Sigit pekan ini
Ari Sigit. merdeka.com/kapanlagi

Polisi periksa Ari Sigit pekan ini


Reporter: Henny Rachma Sari


Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Ari Haryo Wibowo Hardjojujanto alias Ari Sigit belum juga memenuhi panggilan penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Ari menjadi tersangka kasus dugaan penipuan dan penggelapan Rp 2,5 miliar.

"Ari Sigit sudah dilaksanakan pemanggilan Minggu lalu. Kuasa hukum janji kepada penyidik untuk menghadapkan yang bersangkutan minggu ini, ini pemanggilan kedua kalinya, jika tidak datang juga maka polisi akan melakukan pemanggilan paksa," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto kepada wartawan, Senin (14/5).

Menurut Rikwanto, perusahaan Ari Sigit sebagai pemenang tender diduga tidak melaksanakan pekerjaannya padahal uang sudah diterima. Direktur utama PT Dinamika Daya Andalan, tambahnya hingga kini masih buron.

Sejauh ini, polisi sudah menetapkan tiga orang tersangka terkait kasus tersebut, mereka adalah A, S dan D jabatannya seorang karyawan.

"Keterangan Ari Sigit masih dibutuhkan untuk melengkapi keterangan tiga tersangka sebelumnya. Pemanggilan Ari Sigit pun statusnya sudah sebagai tersangka. Peran masing tersangkapun sudah diketahui," katanya.

Ari Sigit diketahui masih berada di Singapura, polisi kata Rikwanto belum melakukan pencekalan kepada Ari Sigit, sementara untuk Direktur Utama sendiri juga belum dilakukan pencekalan tetapi sudah masuk dalam DPO.

Ari Sigit dikait-kaitkan dengan kasus dugaan penipuan dan penggelapan total kerugian Rp 2,5 miliar. Kasus penipuan itu sudah dilaporkan sejak 27 Oktober 2011, dan Ari Sigit sebagai komisaris PT Dinamika Daya Andalan tertera sebagai salah satu terlapor. Pelapor adalah Sutrisno dan Mariati.

Mereka adalah pemimpin perusahaan PT Krakatau Wajatama berlokasi di Cilegon, anak perusahaan PT Krakatau Steel. Sementara itu, perusahaan milik Ari Sigit ditunjuk sebagai pelaksana proyek pengurukan tanah di Cilegon oleh PT Krakatau Wajatama.

Dalam surat itu ada penunjukannya. PT Krakatau Wajatama sudah mengeluarkan uang sebesar Rp 2,5 miliar untuk perusahaan Ari Sigit sebagai uang jaminan pelaksanaan proyek.


Demokrat: Calon lain hanya ikuti ide Foke
merdeka.com/imam buhori

Anggota DPRD komisi C dari Fraksi Demokrat, Achmad Husin Alaydrus menilai Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli adalah sebagai pemimpin DKI yang terbaik. Pasalnya, calon-calon lainnya hanya mengikuti ide dari Foke saja.

"Kalau ada calon lain yang harus begini, gratis semua, itu sudah dijalankan oleh Fauzi Bowo. Jadi tinggal lanjutkan terus (program)," ujar Achmad Husin Alaydrus, di PRJ Kemayoran, Jakarta, Minggu (13/5).

Menurutnya, pendidikan sekolah gratis dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), program kesehatan dan Gaskin merupakan ide dari Foke. Gaskin sendiri telah dikucurkan dana sebesar 600 Milyar.

"SD, SMP itu gratis, SMA itu idenya Fauzi bukan ide dari calon yang lain. Ini cuma meniru saja. Kesehatan, Gakin dari orang miskin sampai ulama sekarang digratiskan dengan dana 600 M, ini luar biasa," paparnya.

Adapun masalah transportasi, menurut dia, sudah ada penambahan koridor di Jakarta dan Bekasi. MIRT pun sudah dimulai, dengan adanya Perda yang dikeluarkan besok. Perda tersebut digunakan untuk menangani kesamaan MIRT dalam menangani kemacetan.

"Artinya kinerja Foke ini sudah maju. Dari yang diangen-angenkan dari calon yang lain. Jadi nggak usah diragukan lagi," tandasnya.

Hal ini dapat dilihat dari banjir yang sudah mulai berkurang. Dari pengerukan sungai-sungai, terdapat 60 titik sudah diperbaiki. Artinya, hal ini menurut Achmad bukan lah janji-janji

"Artinya ini tidak lah berjanji-janji dan omong besar," tegasnya.

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.