Articles by "Mualaf"

Tampilkan postingan dengan label Mualaf. Tampilkan semua postingan

Ini kisah nyata dan terjadi di Amerika. Seorang pemilik toko yang sedang menjaga tokonya masuk dalam tajuk utama pemberitaan di berbagai media masa cetak dan elektronik; setelah pertemuan tidak terduga dengan seorang perompak yang bersenjatakan pemukul Baseball masuk ke tokonya. Uniknya, dalam kejadian tersebut sang perompak kemudian akhirnya masuk Islam di tangan si pemilik toko tersebut!
Muhammad Sohail, 47 (sang pemilik toko), kala itu tengah bersiap-siap untuk menutup tokonya “Express Convenience” tepat pada tengah malam ketika tiba-tiba – “terlihat dalam kamera CCTV/pengawas” – ada seorang pria yang datang menghampirinya dengan membawa tongkat pemukul Baseball dan meminta Muhammad Sohail untuk menyerahkan sejumlah uang.

Tidak mau tunduk kepada penjahat tersebut, Sohail langsung meraih senapan Shotgun yang diletakkan di bawah laci kasir tokonya.

Merasa kalah dalam hal senjata, pria bertopeng tersebut langsung kehilangan nyali; seketika itu juga dia menjatuhkan tongkat pemukulnya ke tanah dan berlutut memohon ampun sambil menangis.

Perampok tersebut mengatakan bahwa dia terpaksa merampok untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang tengah kelaparan.

“Tolong jangan panggil polisi, jangan tembak saya. Saya tidak punya uang, saya tidak punya makanan di rumah saya”, tutur Sohail menirukan kata-kata perampok tersebut.

“Dia menangis tersedu-sedu seperti seorang bayi kecil”, tambah Sohail.

Tidak seperti kebanyakan warga kulit putih Amerika Serikat lainnya yang langsung memanggil polisi jika berada dalam situasi seperti itu, sang pemilik toko justru membuka dompetnya lalu mengulurkan uang tunai sebanyak $40 berikut sebungkus roti; namun dengan satu syarat, pria tersebut harus berhenti sama sekali dan tidak pernah merampok lagi!

Seraya memberikan uang Sohail berkata, “Pulanglah, kembalilah kepada keluargamu!”

Terlihat saat menerima uang $40 tersebut, sang perampok tampak sangat terkesima. Perampok itu tertegun atas uang yang ia terima, kemudian secara tidak terduga ia mengatakan kepada Sohail bahwa dia ingin menjadi seorang Muslim seperti Sohail.

Sohail dengan disertai rasa takjub kembali berkata, “Apakah kamu serius dengan ucapanmu itu?”

Sang perampok dengan yakin menjawab, “Ya. Saya ingin menjadi Muslim sepertimu!”

Sohail menuturkan bahwa dirinya kemudian meminta perampok tersebut untuk ikut mengucapkan dua kalimat syahadat seperti yang dia ucapkan sembari mengangkat sebelah tangannya, kemudian keadaan tersebut diakhiri dengan berjabatan tangannya sang perampok dan pemilik toko yang akan dirampoknya.

Kemudian Sohail berkata, “Tunggulah di sini sebentar, saya akan ke belakang mencarikan sesuatu untuk anda, mungkin terdapat susu di belakang yang juga bisa anda bawa pulang.” Namun ketika Sohail kembali, sang perampok sudah hilang meninggalkan tokonya.

Setelah beberapa bulan kemudian, sang perampok mengirim surat kepada Sohail, dan di dalam surat nya itu berisi uang 40 US Dollar; dengan maksud mengembalikan uang yang telah diberikan Sohail sewaktu dirampoknya dahulu.

Isi judul surat itu menyebut: “You Change My Life“. Maksudnya bahwa Sohail telah mengubah hidup sang Perampok tersebut. Walau pada kenyataannya, Sohail tak pernah tahu dan mengenal siapa pria yang telah merampoknya itu.

Di akhir suratnya, sang mantan perampok itu mengakhiri coretan suratnya dengan kalimat: “by Your Muslim Brothers“(dari Saudara Semuslim Anda), sang mantan perampok benar-benar telah menjadi Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penggambaran negatif media barat terhadap Islam dan Muslim telah mendorong seorang profesor bahasa Inggris asal Kanada untuk mempelajari Islam dan Alquran. Selanjutnya, dorongan itu pula yang mengantarkannya pada pengucapan dua kalimat syahadat.

"Ketika saya datang ke Arab Saudi, saya menyadari media barat telah keliru menggambarkan Islam sebagai agama kekerasan dan terorisme," kata David Roy Woelke, yang selanjutnya mengubah namanya menjadi Dawood, seperti dikutip onislam.net, Senin (2/4).

Dawood mengatakan Islam adalah agama rahmat bagi semesta alam. Karena itu, apa yang diberitakan dunia barat tentang Islam banyak terdistorsi."Saya banyak mencari tahu tentang agama ini. Semakin dalam saya pelajari tentang Islam, saya merasa Allah SWT membimbing saya untuk menuju jalan yang benar. Itu sebabnya, saya memutuskan untuk memeluk Islam," kata dia.

Kini, Dawood terus mendalami agama barunya. "Sekarang saya terus melakukan pendekatan pada Allah," ujarnya.

Ia pun begitu bahagia, putusannya untuk memeluk Islam begitu dinanti para koleganya. "Teman-teman saya yang muslim mendorong saya untuk menerima Islam sebagai agama saya. Bahkan seorang penjual pizza berkata pada saya bahwa dirinya tak sabar menantikan saya menjadi seorang muslim," ujarnya.

Asisten Sekjen Organisasi yang mempromosikan Pemahaman dan Koeksistensi antara budaya dunia (WAMY), Mohammad Badahdah mengatakan ribuan laki-laki dan perempuan berpendidikan seperti Woelke datang memeluk Islam setiap tahunnya. "Sebabnya, literatur dalam bahasa Inggris perlu diperbanyak. Saya percaya, Islam akan menarik minat orang-orang seperti woelke," ucapnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Abdul-Rahman adalah lelaki muda asal Amerika yang masuk Islam saat masih kecil. Dia tahu dan yakin akan Islam pada usia 12 tahun dan menjadi Muslim setelah membaca autobiografi Malcolm X.

Sejatinya, Abdul lahir dari keluarga Kristen. Namun, ia mengaku sangat jarang mempraktikkan agamanya itu. Ia dan keluarganya pergi ke gereja hanya beberapa kali, yakni hanya saat natal, paskah dan liburan.

Tuhan, katanya, hanya ada pada hari Ahad di gereja untuk keluarganya dan tidak di luar gereja. Menurutnya, banyak keluarga di Amerika Serikat yang sama seperti keluarganya.

Semakin menginjak remaja, Abdul berpikiran logis. Ketika ia berusia sebelas atau dua belas tahun, ia mulai berpikir mengenai keberadaan Tuhan dan dirinya. Ia bertanya pada dirinya, ''Benarkah Tuhan ada?''

Pertanyaan tersebut, kata Abdul, didorong oleh bentrokan antara agama dan sains, rasionalitas dan agama. Ia berpikir bahwa tradisi kembali ke gereja di Eropa dan selalu ada perdebatan antara gereja, pengetahuan, dan kemajuan.

Ketika Abdul membandingkan Alkitab yang berisi trinitas dan keyakinan Kristen lainnya, ia membandingkan dengan ilmu pengetahuan, evolusi, dan fakta. ''Saya lebih yakin dengan ilmu pengetahuan dan memilih untuk tidak percata Tuhan,'' kata pria muda berkopiah ini.


                                                                    ***


Perkenalan pertama Abdul dengan Islam bermula ketika temannya -- Michael Dan -- menjadi Muslim. Ketika Dan menjadi Muslim, Abdul melihat temannya itu banyak berubah.

''Sebelum masuk Islam, ia banyak melakukan kekacauan dalam hidupnya. Dia seperti akan ke jalan yang salah,'' katanya.

Kata Abdul, Dan menjadi Muslim saat usianya 15 tahum dan ia langsung berubah dan melakukan kebiasaan baik.

''Apa yang membuatmu berubah menjadi seperti ini?'' tanya Abdul kepada temannya itu.

Dan hanya menjawab banyak orang di Amerika sebelum peristiwa 9/11 tidak benar-benar tahu tentang Islam, bahkan sekarang tidak tahu banyak.


                                                                   ***

Menemukan Islam

Abdul pun mulai tertarik dengan kata Islam. ''Apa Islam dan siapa Muslim itu?'' tanya Abdul.

Dan lalu menjelaskannya. Ia sangat terkejut karena Islam sangat berdekatan dengan Kristen dan Yahudi. Hal tersebut, sangat masuk akal bagi Abdul. Ia meyakini hanya ada satu Tuhan yang mengungkapkan pesan-Nya kepada para nabi dan rasul. Para nabi juga tidak memiliki keilahian.

''Mereka dikirim oleh Allah, mereka adalah manusia seperti kita. Saya tidak benar-benar ingin masuk Islam pada waktu itu, tapi itu masuk akal bagi saya dan sangat logis,'' katanya.

Hingga akhirnya, ia membaca sebuah buku berjudul "The Autobiography of Malcolm X." Dalam buku itu, ia sangat menghargai Malcolm X yang Muslim dan ia ingin masuk Islam setelah itu karena ia melihat Islam sebagai agama yang memberi solusi untuk kasus rasisme dan masalah lain di Amerika.

''Namun saya masih tidak percaya Tuhan,'' katanya.

Tetapi kemudian, Abdul membaca di salah satu bagian buku Malcolm X yang berisi kalimat, ''Jika selangkah menuju Tuhan, maka Tuhan akan mengambil dua langkah menuju Anda.'' Dari tulisan Malcolm X itu, ia kemudian tak lagi memakan babi dan meninggalkan beberapa hal yang dilarang Islam dengan maksud agar Tuhan menuntunnya.

Abdul semakin ingin tahu, ia belajar banyak tentang Islam dan terkejut karena semakin banyak pertanyaan yang diajukan, semakin banyak pula jawaban yang masuk akal dari agama Islam. Ia membaca tentang keajaiban Alquran, keajaiban ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi.

''Islam adalah hal paling indah dalam hidup saya. Ini adalah sumber kebaikan dan pesan bagi setiap jiwa menemukan tujuan dan kebahagiaan sejati,''katanya.

Ia mendorong semua orang untuk mengambil langkah kepada Tuhan dan mereka akan menemukan bahwa Allah akan mengambil dua langkah kepada mereka karena itu adalah cahaya dari Allah.

''Jadi, jika Anda mengajukan pertanyaan dan Anda lebih memilih memandang dari ilmu pengetahuan atau dari jiwa atau dari orang; pergi kemana yang Anda inginkan dan saya yakin bahwa Anda akan menemukan bahwa ini adalah pesan yang Anda cari,''katanya.

REPUBLIKA.CO.ID, Jad adalah seorang pria keturunan Yahudi. Di pertengahan hidupnya, ia memeluk agama Islam. Setelah bersyahadat, ia mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani. 

Jad pun memutuskan hidupnya untuk berkhidmat dalam dakwah Islamiyah. Dia berdakwah ke negara-negara Afrika dan berhasil mengislamkan jutaan orang.

Sejatinya, Ibunda Jadullah adalah Yahudi fanatik, seorang dosen di salah satu lembaga tinggi. Namun di tahun 2005, dua tahun setelah kematian Jadullah, ibunya memeluk agama Islam.

Ibunda Jadullah menuturkan, putranya menghabiskan usianya dengan berdakwah. Dia mengaku telah melakukan beragam cara untuk mengembalikan putranya pada agama Yahudi. Namun, selalu gagal.

''Mengapa seorang Ibrahim yang tidak berpendidikan dapat mengislamkan putraku,'' ujar sang ibu terheran-heran. Sedangkan dia yang berpendidikan tinggi tak mampu menarik hati putranya sendiri kepada agama Yahudi.

                                                                        ***

Kisah Jad dan Ibrahim

Lima puluh tahun lalu di Prancis, Jad bertetangga dengan seorang pria Turki berusia 50 tahun. Pria tersebut bernama Ibrahim. Ia memiliki toko makanan yang letaknya di dekat apartemen tempat keluarga Jad tinggal. Saat itu usia Jad baru tujuh tahun.

Jad seringkali membeli kebutuhan rumah tangga di toko Ibrahim. Setiap kali akan meninggalkan toko, Jad selalu mengambil coklat di toko Ibrahim tanpa izin alias mencuri.

Pada suatu hari, Jad lupa tak mengambil coklat seperti biasa. Tiba-tiba, Ibrahim memanggilnya dan berkata bahwa Jad melupakan coklatnya. Tentu saja Jad sangat terkejut, karena ternyata selama ini Ibrahim mengetahui coklatnya dicuri. Jad tak pernah menyadari hal tersebut, dia pun kemudian meminta maaf dan takut Ibrahim akan melaporkan kenakalannya pada orang tua Jad.

"Tak apa. Yang penting kamu berjanji tidak akan mengambil apapun tanpa izin. Lalu, setiap kali kamu keluar dari sini, ambillah cokelat, itu semua milikmu!" ujar Ibrahim. Jad pun sangat gembira.

Waktu berlalu, tahun berubah. Ibrahim yang seorang Muslim  menjadi seorang teman bahkan seperti ayah bagi Jad, si anak Yahudi. Sudah menjadi kebiasaan Jad, dia akan berkonsultasi pada Ibrahim setiap kali menghadapi masalah.

Dan setiap kali Jad selesai bercerita, Ibrahim selalu mengeluarkan sebuah buku dari laci lemari, memberikannya pada Jad dan menyuruhnya membuka buku tersebut secara acak. Saat Jad membukanya, Ibrahim kemudian membaca dua lembar dari buku tersebut kepada Jad dan memberikan saran dan solusi untuk masalah Jad. Hal tersebut terus terjadi.

Hingga berlalu 14 tahun, Jad telah menjadi seorang pemuda tampan berusia 24 tahun. Sementara Ibrahim telah berusia 67 tahun.

Hari kematian Ibrahim pun tiba. Namun sebelum meninggal, dia telah menyiapkan kotak berisi buku yang selalu dia baca acapkali Jad berkonsultasi. Ibrahim menitipkannya kepada anak-anaknya untuk diberikan kepada Jad sebagai sebuah hadiah.

Mendengar kematian Ibrahim, Jad sangat berduka dan hatinya begitu terguncang. Karena selama ini, Ibrahim satu-satunya teman sejati bagi Jad, yang selalu memberikan solusi atas semua masalah yang dihadapinya.

Selama 17 tahun, Ibrahim selalu mempelakukan Jad dengan baik. Dia tak pernah memanggil Jad dengan "Hei Yahudi" atau "Hei kafir" bahkan Ibrahim pun tak pernah mengajak Jad kepada agama Islam.

                                                                               ***

Hari berlalu, setiap kali tertimpa masalah, dia selalu teringat Ibrahim. Jad pun kemudian mencoba membuka halaman buku pemberian Ibrahim. Namun, buku tersebut berbahasa arab, Jad tak bisa membacanya. Ia pun pergi menemui salah satu temannya yang berkebangsaan Tunisia. Jad meminta temannya tersebut untuk membaca dua lembar dari buku tersebut. Persis seperti apa yang biasa Ibrahim lakukan untuk Jad.

Teman Jad pun kemudian membaca dan menjelaskan arti dua lembar dari buku yang dia baca kepada Jad. Ternyata, apa yang dibaca sangat pas pada masalah yang tengah dihadapi Jad. Temannya pun memberikan solusi untuk masalah Jad.

Rasa keingin tahuannya terhadap buku itu pun tak bisa lagi dibendung. Ia pun menanyakan pada kawannnya, "Buku apakah ini?" tanyanya. Temannya pun menjawab, "Ini adalah Alquran, kitab suci umat Isam," ujarnya.

Jad tak percaya sekaligus merasa kagum. Jad pun kembali bertanya, "Bagaimana cara menjadi seorang Muslim?" 

Temannya menjawab, "Dengan mengucapkan syahadat dan mengikuti syariat." Kemudian, Jad pun memeluk agama Islam.

Setelah menjadi Muslim, Jad mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani. Nama tersebut diambil sebagai ungkapan penghormatan kepada Al-Qur'an yang begitu istimewa dan mampu menjawab semua permasalahan hidupnya selama ini.

Sejak itu, Jad memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupya untuk menyebarkan ajaran yang ada pada Alquran.

Suatu hari, Jadullah membuka halaman Alquran pemberian Ibrahim dan menemukan sebuah lembaran. Lembaran tersebut bergambar peta dunia, ditandatangani Ibrahim dan bertuliskan ayat An-Nahl 125.

"Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik..."  Jad pun kemudian yakin bahwa lembaran tersebut merupakan keinginan Ibrahim untuk dilaksanakan oleh Jad.

Jadullah pun meninggalkan Eropa dan pergi berdakwah ke negara-negara Afrika. Salah satu negara yang dikunjunginya yakni Kenya, di bagian selatan Sudan dimana mayoritas penduduk negara tersebut beragama Kristen.

Jadullah berhasil mengislamkan lebih dari enam juta orang dari suku Zolo. Jumlah ini hanya dari satu suku tersebut, belum lagi suku lain yang berhasil dia Islamkan. Subhanallah.
 

Perjalanan Nicolas Anelka Menjadi Mualaf

”Islam banyak membantu saya untuk bisa bersikap tenang dan berkonsentrasi dan memiliki semangat tinggi. Saya senang menjadi seorang Muslim, sebuah agama yang tenang dan saya banyak belajar dari Islam.” (Abdul Salam Bilal Anelka alias Nicolas Anelka)





REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Lahir di Versailles, Prancis, pada 14 Maret 1979, Nicolas Anelka menghabiskan masa kecilnya di Trappes, sebuah kota kecil yang terletak di pinggiran barat Kota Paris. Sebelum menjadi seorang Muslim, Anelka adalah seorang atheis alias tidak percaya adanya Tuhan. Ia bukanlah penganut agama Kristen, seperti yang diperkirakan sebagian orang, karena Anelka pernah benar-benar tidak mempercayai keberadaan Tuhan.

Namun, ketika tidak beragama itulah, dia banyak bergaul dengan temannya dari keluarga Muslim. Dari situlah striker yang kini membela klub Liga Super Cina, Shanghai Shenhua itu mulai tertarik dengan Islam. “Saya menjadi ‘seorang Muslim’ sejak saya berusia 16 tahun,” kata Anelka kepada majalah Super yang berbasis di Arab Saudi.

Kepada majalah FourFourTwo, juru gedor 33 tahun yang mengantarkan Prancis merengkur tropi Piala Eropa 2000 ini mengungkapkan alasan mengapa memilih Islam. Islam, kata Anelka, adalah cara hidup yang sesuai dengannya.

“Saya merasa nyaman dan tenang dengan agama dan hidup saya hari ini,” ujar pemilik nama Muslim, Abdul Salam Bilal Anelka ini.
Anelka melanjutkan, “Tapi ini adalah masalah pribadi dan saya tidak membicarakan hal itu terlalu sering. Itulah sisi pribadi saya.”

Memeluk Islam, mengantarkannya pada perubahan positif dalam hidupnya. Mantan bomber Chelsea itu berpendapat, Islam menuntunnya untuk bertindak dengan bijaksana. Tidak lupa, dia menegaskan Islam adalah sumber kekuatan dalam dan di luar lapangan. “Saya memiliki karier yang sulit, saya kemudian memutuskan untuk menemukan kedamaian.. Dan, akhirnya saya menemukan Islam," tegas mantan juru gedor Real Madrid, Arsenal dan Manchester City itu.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Erik Purnama Putra
Sumber: FourFourTwo
 

Mike Tyson adalah legenda tinju dunia, setelah Muhammad Ali. Terali besi menjadi jalan bagi si Leher Beton untuk menemukan hidayah Allah SWT.

Ia memeluk Islam saat menjalani hukuman penjara atas tuduhan memperkosa ratu kencantikan Amerika Serikat (AS) tahun 1991. Sebelum dipenjara, Tyson sedang berada dalam puncak kariernya. Ia tercatat sebagai juara dunia tinju kelas berat sejak 1986 hingga tahun 1990.

Begitu keluar dari penjara, Tyson sempat beberapa kali menjalani pertandingan untuk mempertahankan gelarnya, namun tidak berhasil. Kabar terakhir, Januari lalu, ia sempat muncul di arena gulat bebas di AS.

Setelah itu, Tyson seakan menghilang hingga muncul kabar bahwa sang legendaris tinju itu menjalani ibadah umrah, beberapa waktu lalu.

Perjalanan ke Tanah Suci itu ternyata sungguh membekas di hati mantan petinju dunia, Mike Tyson. "Saya masih suka menangis bila ingat saya bisa datang ke Taman Surga di Madinah," ujarnya, menceritakan saat-saat mengharukan ketika ia shalat di Raudhah, samping makam Rasulullah SAW. "Saya bahkan berpikir untuk tidak beranjak dari tempat suci itu."

Secara bergurau pria yang dulu dijuluki sebagai "si leher beton" ini menyatakan tak ingin dikenali sebagai Mike Tyson oleh orang lain ketika berada di Tanah Suci. "Saya berharap mereka membiarkan saya menikmati saat-saat  saya penuh emosi dan sendirian berdoa."

Tyson pergi berumrah bersama-sama dengan presiden misi perdamaian Kanada, beberapa duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan cendekiawan Muslim Shazad Muhammad. Di Madinah banyak fans menunggu berjam-jam untuk melihat dan berfoto bersama petinju terkenal di dunia itu.

Sepertinya, Tyson telah menjadi sosok yang relijius. Ia shalat dan berdoa dengan begitu khusyuk. Inilah videonya:



Abdur Rahim Green
Abdur Rahim Green seorang mualaf menjelaskan bagaimana hari-hari terakhir ayahnya di rumah sakit sebelum dia akhirnya meninggal dunia.
Green adalah mantan Direktur Barclays Bank di Kairo, dan putranya Abdur Rahim Green menemukan Islam lebih dari 20 tahun yang lalu, dan saat ini menjadi tokoh terkenal di kalangan sarjana Muslim dan pengkhotbah di Inggris.
Sebelumnya Abdur Rahim berpikir bahwa ayahnya tidak akan pernah menjadi muslim, namun kehendak Allah berkata lain, ayahnya Green akhirnya masuk Islam hanya sepuluh hari sebelum ia meninggal.
Mengutip sebuah hadits Nabi yang berbunyi: "Semoga wajahnya digosok dalam debu (semoga dia menjadi terhina) serta masuk neraka orang yang salah satu orangtuanya sudah mencapai usia tua namun dia tidak melayani mereka."
Abdul Rahim Green kemudian mengatakan "Itulah mengapa saya memutuskan untuk meluangkan waktu saya di sini dengan ibu saya setelah kematian ayah saya.
Kematian ayah saya adalah sesuatu yang membuat saya sangat bahagia, dan merupakan kisah luar biasa tentang bagaimana hanya sepuluh hari sebelum ia meninggal, ia diberkati untuk mengucapkan dua kalimat Syahadat.
Allah SWT hanya menyuruh kita untuk berdakwah dan kita tidak bisa mengubah siapa pun untuk berubah menjadi Islam kecuali dengan izin Allah. Tugas kita adalah untuk menyampaikan dakwah, untuk menjelaskan kepada orang dengan cara terbaik yang kita bisa, hidayah hanya ada di tangan Allah SWT.
Saya tidak pernah berpikir bahwa ayah saya mengucapkan kalimat Syahadah. Ayah saya adalah seorang ayah yang luar biasa, dia memiliki kepribadian yang luar biasa dan tidak ada yang bisa menggambarkan dia sebagai orang yang buruk.
Selama 23 tahun, sejak saya menjadi seorang Muslim, saya telah mengajak ayah saya untuk masuk Islam. Dan saya memutuskan untuk memberikan contoh terbaik saya yang mungkin bisa menggambarkan Islam sebenarnya, tentang bagaimana Islam memandang hidup, tentang bagaimana Islam mengajarkan saya untuk menghormati dia sebagai orangtua. Tapi saya berpikir bahwa ayah saya berpikiran sangat tertutup terhadap Islam, jadi saya tidak pernah berharap penuh bahwa ia akan menjadi seorang Muslim.
Ayah saya telah sakit selama beberapa tahun, dan ibu saya berpikir bahwa ia tidak akan sembuh dari sakitnya. Sebagaimana yang terjadi, beberapa minggu ketika saya kembali dari Inggris, saya tiba di rumah sakit dan langusng pergi menemui ayah saya. Saya menatapnya dan saya berpikir bahwa ia bisa mati malam ini. Jadi, saya berpikir, jika saya tidak mengatakan sesuatu tentang Islam, saya tidak akan memaafkan diri saya sendiri.
Saya tahu bahwa saya mencoba mengajaknya masuk Islam melalui banyak cara. Tapi saya berpikir bahwa saya harus membuat upaya terakhir.
Saya telah menghabiskan waktu yang lama memikirkan apa yang bisa saya katakan. Bagaimana saya bisa mengatakannya? Apa cara yang tepat untuk mendekatinya? Dia sudah sangat sakit, jadi saya tidak ingin membuat dia kesusahan, saya tidak ingin membuat dia menjadi lebih marah.
Sejujurnya saya takut bahwa ia mungkin mengatakan "Tidak," dan menolak ajakan saya. Dan saya bahkan khawatir bahwa jika ia memang mengatakan Syahadat namun tidak masuk ke dalam Islam, kemudian ia sembuh dan pulang ke rumah dan menjadi lebih arogan tentang Islam, hal itu lebih menakutkan saya.
Ini benar-benar hal yang sulit. Setiap mualaf yang memiliki orang tua yang belum muslim, mereka pasti mengalami dilema ini seperti yang saya alami. Namun jangan pernah meremehkan kekuatan dari doa, karena itu maka ketika saya bingung, saya meminta Allah untuk membantu saya menemukan sesuatu untuk dikatakan kepada ayah saya.
Saat ia berbaring di tempat tidur, saya berkata kepadanya: "Ayah! Saya punya sesuatu yang sangat penting untuk saya beritahukan kepada ayah, apakah ayah mau mendengarkannya? Ayah saya tidak bisa benar-benar berbicara dengan baik, jadi dia mengangguk. Lalu saya berkata: Saya punya sesuatu untuk dikatakan, jika saya tidak mengatakannya, saya akan menyesalinya.
Dan kemudian saya mengatakan kepadanya bahwa "di hari kiamat, seorang pria akan datang di depan Allah dengan banyak perbuatan dosa serta kemaksiatan, dan Allah akan berkata kepadanya, Anda memiliki sesuatu yang melampaui semua itu. " Dan orang itu akan berkata, "Apa itu Tuhanku?" Allah berfirman 'Sebuah pernyataan tertulis yang bisa Anda buat: Tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya."
Saya berkata, "Jadi ayah, ini adalah kunci surga, ini adalah kunci sukses dalam kehidupan yang akan datang, bagaimana menurut ayah?"
Dan ia menganggukkan kepalanya.
Saya berkata "Apakah itu berarti Anda ingin mengatakan kata-kata tersebut?"
Dan ayah saya berkata "Ya."
Dia menginkuti kata-kata yang saya ucapkan, "Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah Rasulullah."
Saya harus meninggalkan rumah sakit pada hari itu, karena rumah sakit memiliki beberapa aturan ketat. Saya mengunjunginya pada hari berikutnya, dan dia sudah tidak ingat apa-apa. Dia tidak mampu mengingat satu hal dari sehari ke hari yang lain, bahkan dari jam ke jam yang lain, tapi itu bukan akhir semua itu.
Tiga atau empat hari sebelum ia meninggal, ayah saya berkata: Tolong, tolong bantu saya.
Saya berkata, "Ayah apa yang kau ingin saya lakukan?"
Dia mengatakan "Saya tidak tahu!"
Lalu ia berkata, "Beri saya sesuatu yang mudah untuk dilakukan."
Saya teringat hadits Nabi: "Ada sesuatu yang ringan di lidah, namun berat di sisi timbangan" Jadi, saya berkata "Ayah jika saya adalah ayah, saya akan terus mengulangi kalimat syahadat berulang-ulang."
Dan dia berkata, "Ya, itulah yang ingin saya lakukan."
Dan kami menghabiskan setengah jam mengulang-ulang kalimat Syahadah itu.
Tidak beberapa lama kemudian, saya berangkat ke Inggris, dan di sana saya mendengar ayah saya telah meninggal dunia. Subhanallah.(fq/oi)

 


 Sosok Melanie Jane adalah seorang gadis Inggris yang memutuskan untuk masuk Islam di usia mudanya.
Dalam rekaman sebuah video, dia menjelaskan bagaimana dia menemukan Islam ketika ia pindah bekerja di Dubai. Berikut ini adalah sebagian dari transkripsi dari video tersebut.
Orangtua yang peduli
"Saya pikir saya adalah produk dari orang tua yang sangat peduli kepada saya.
Orang tua saya sangat berpikiran terbuka dan sangat peduli, dan mereka selalu mengajari saya untuk tidak mendiskriminasikan siapa pun, baik dari agama, budaya, warna, atau apapun. Saya berpikir bahwa mereka telah memberi saya landasan untuk melakukan pengkajian dan akhirnya menjadi saya seperti sekarang ini.
Ketika orang melihat saya sekarang telah memakai jilbab, terutama orang-orang yang mengenal saya sebelumnya, banyak dari mereka menyampaikan kesan pertamanya dengan kata-kata "Oh, lihat dia! Dia menikah dengan seorang pria Muslim," dan "Lihat dia sekarang! Sangat disayangkan, lihatlah kenapa dia harus jadi seperti itu, sekarang dia tertindas! "
Dan banyak orang mengasosiasikan saya dengan cara pandang mereka melihat saya sekarang yang berjilbab. Mereka berpikir bahwa saya berpakaian seperti ini karena suami saya memaksa saya. Atau, mungkin karena sesuatu yang saya diberitahu bahwa saya harus melakukannya. Tapi alasan agama lah yang menjadi dasar kenapa saya melakukannya.
Saya pikir Anda memiliki wawasan yang unik ketika Anda memakai jilbab dan mengetahui mengapa Anda memakainya. Hal ini bukan untuk orang lain, itu untuk diri sendiri dan demi Allah, itulah alasan kita memakainya, bukan karena orang lain meminta kita untuk melakukannya.
Kejadian lucu pernah saya alamai saat saya pergi ke tempat potong rambut. Saya memasuki salon mengenakan jilbab saya, dan ketika saya duduk, setelah memotong rambut saya seorang wanita berkata kepada saya:
"Saya melihat anda telah menikah?"
Saya berkata: "Ya benar."
Lalu dia berkata "Saya berasumsi bahwa Anda menikah dengan seorang warga lokal?" (Melanie Jane bekerja di Dubai)
Dia mengasumsikan karena saya memakai jilbab maka saya menikah dengan seorang warga lokal dan mungkin itu alasan mengapa saya memakai jilbab. Saya rasa ini adalah contoh lain dari prasangka masyarakat terhadap jilbab, orang sering menganggap bahwa Anda telah dipaksa untuk memakainya bukan karena Islam dan bukan karena pilihan Anda sendiri, tetapi karena keterpaksaan.
Tapi saya melihat ke diri saya sendiri, saya pikir kita harus menjelaskan alasan mengapa kita memakai jilbab. Saya pikir orang tidak boleh meremehkan hal ini. Orang ingin belajar dan itulah bagaimana saya memulainya, dan saya pikir sebagai Muslim kita perlu memberikan penjelasan akan hal itu dan meluangkan waktu untuk menjelaskan hal ini kepada banyak orang.
Di Dubai
Pada dasarnya, ketika saya pertama kali pindah ke Dubai saya tidak memiliki harapan yang banyak, itu lebih dari sebuah langkah karir dari alasan tertentu. Saya juga tertarik akan budaya, tapi hal itu lebih merupakan langkah karir tanpa harapan lain yang saya ingin dapatkan.
Saya mengubah sedikit pandangan saya ketika saya pertama kali pindah ke Dubai. Ketika saya datang dari Inggris, saya datang dengan stereotip negatif terkait dengan Muslim dan negara-negara Islam dan kemudian itu benar-benar berubah tidak seperti apa yang saya harapkan. Kesan saya terhadap Muslim dan kesan saya tentang Islam tidak seperti sebelumnya, ketika saya baru pindah dari Inggris ke Dubai.
Sayangnya, banyak orang berpikir bahwa Islam terkait dengan penindasan perempuan. Namun saya percaya dengan apa yang saya pelajari tentang Islam, dimulai dengan cara wanita berpakaian dan cara seorang muslim memperlakukan istri mereka dan sebagainya.
Dalam sejarah Islam ada banyak orang yang sangat berpendidikan, pemimpin bisnis, Khadijah, istri pertama Nabi, seorang perempuan pebisnis, tetapi di Inggris kisah tentang Islam dan umat Muslim benar-benar berbeda.
Saya selalu percaya pada sesuatu, tapi saya tidak begitu yakin tentang hal itu. Semua agama yang telah saya kaji tidak benar-benar menjawab setiap pertanyaan saya, sampai akhirnya saya menemukan Islam.
Ketika saya mempelajari Islam dan ketika saya pindah untuk bekerja di Dubai, saya belajar lebih banyak tentang Islam itu sendiri. Saya menyadari bahwa dalam Islam lah semua pertanyaan bisa dijawab dan memiliki jawaban, sedangkan dengan agama-agama lain hal tersebut tidak saya temukan.
Dalam Islam semuanya begitu sempurna dan hal inilah yang semakin meyakinkan saya tentang kebenaran ajaran Islam.(fq/oi)

Suatu hri terjadi percakapan si angin sepoi-sepoi(asep) dan angin semilir(asem)

Asem : Ada apa dengan Hajar aswad di Ka’bah…?
Asep : itu berhub dengan kode angka 666 dan 123
Asem : Apakah itu ??
Asep : Itu kode angka bagi mereka yg tidak mau bersujud…
Asem : Oh yah..!! Kenapa harus bersujud ??
Asep : sy akan memperkenalkan sebuah nama…

Dr.Fidelma O’Leary mendapatkan penghargaan anniversary of Women of Spirit. Dr.Fidelma O’Leary holds adoctorate degree in Neuroscience from the Graduate School of Biomedical Sciences at the University of Texas Health Science Center in Houston, and a Bachelor’s in Civil Engineering from the National University of Ireland. She is an Associate Professor of Biology at St. Edward’s University in Austin, Texas..
Seorang wanita cantik asli Texas AS berprofesi sebagai Professor Neurosains di Universitas Texas AS menemukan kedamaina dalam islam. Ia yang semula beragama xxxx dan pindah ke islam. Dr Fidelma, seorang Dokter Neurologi di sebuat rumah sakit di Amerika Serikat, terpukau ketika melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di otak manusia. Yang membuat dia terpukau adalah terdapat beberapa urat syaraf manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah agar bisa berfungsi secara normal…
Setelah mengadakan penelitian dengan seksama dan memakan waktu yang lama, Dr Fidelma akhirnya mendapati kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali bila seseorang sedang shalat, yakni ketika posisi sujud! Subhanallah…Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat… Saya Ulangi… Ternyata urat syaraf itu memerlukan darah hanya beberapa saat saja, yakni ketika seseorang shalat(sujud)…
Setelah penelitian itu, Dr Fidelma mencari tahu tentang Islam, lewat buku-buku keislaman dan diskusi dengan rekan-rekannya yang muslim. Dan akhirnya, dengan kesadaran penuh, Dr Fidelma mengikrarkan keislamannya. Allah Azza wa Jalla berkenan memberinya hidayah atau petunjuk pada iman. Keyakinannya pada agama yang baru dianutnya itu demikian besar.
Sekarang Dr Fidelma membuka klinik,”Pengobatan dengan Al-Qur’an”. Dia terus mengkaji pengobatan Islami dan memberikan pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan apa saja yang dianjurkan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw, misalnya dengan berpuasa, madu, habatussauda (jinten hitam), minyak zaitun, dan sebagainya.
Sesungguhnya dalam diri manusia terdapat ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan ) Allah Azza wa Jalla. Hanya saja kita sering mengabaikannya, sehingga kita tidak pernah bisa menarik pelajaran darinya. Padahal Allah berfirman dalam Al-Qur’an,
“Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS Adz Dzaariyaat (51):21)
Allah Azza wa Jalla menegaskan, bahwa pada diri manusia sesungguhnya juga terdapat tanda-tanda kekuasaan-Nya, bagi mereka yang mau dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran dan jalan Cahaya. Hanya saja manusia sering mengabaikan hal itu.
Al Maidah: 58
وَ إِذَا نَادَيْتُمْ إِلىَ الصَّلَوةِ اتخََّذُوهَا هُزُوًا وَ لَعِبًا ذَالِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُون
Dan apabila kamu menyeru untuk mengerjakan shalat, mereka menjadikannya (shalat itu) sebagai ejek-ejekan dan permainan. Yang demikian itu ialah karena mereka suatu kaum yang tidak berakal (laa ya’qiluun).
Begitulah keagungan ciptaan Allah!!! jika tidak menunaikan sembahyang , maka otaknya tidak Akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk agar dapat berfungsi secara normal !! Demikian Satu pesan dari sekian banyak Manfaat Sholat..
” Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu…’ (Q.S Al Kautsar:2) Wahai Saudara… mari kita sama2 menjiwai satu hal ini..
INNASSHOLATI WANUSUKI WAMAHYAYA WAMAMATI LILLAHIROBBIL ‘ALAMIEN…
Wallahu a’lam…
Apresiasi yg besar Untuk Dr.Fidelma O’Leary…. Allah Love U…
BAYI DALAM KANDUNGAN
Penelitian yang mengejutkan akhir-akhir ini bahwa musik classic seperti Mozart dapat mempengaruhi tumbuh kembang sang janin. Malah di sebuah situs dinyatakan Surabaya Ehealth klo ingin mempunyai anak yang cerdas hendaknya orang tua mengoptimalisasi anak sejak dini. Dan oleh dokter di web tersebut disarankan menggunakan musik Mozart.
Tetapi bagaimanakan islam memandang hal ini. Tiap bayi lahir dalam keadaan fitrah, tentu suara-suara firman Allah lebih baik daripada suara-suara orang yang tidak pernah bersujud pada pencipta sang janin. Berikut ini kutipan pendapat Habib Munzir mengenai kehamilan seorang ibu.
“saya sarankan agar anda dan istri anda banyak membaca Al-Qur’an untuk menuntun kemuliaan dalam rahim istri anda.
dibuktikan oleh para ilmuwan bahwa bayi didalam rahim terpengaruh dengan suara musik, oleh sebab itu bila diperdengarkan suara musik blues, classic dan musik musik yg tenang maka itu membantu pertumbuhannya.
Dari penemuan ini kita mengambil kesimpulan betapa agungnya bayi yg ketika didalam rahimnya diperdengarkan kalamullah swt, tentunya jauh lebih agung dari musik2 non muslim.
saya sarankan anda dan istri anda banyak membaca surat Muhammad saw, berharaplah rahmat Allah sebagaimana bangkitnya rahmatan lil ‘alamin kemuka bumi ini (saw) membawa segala rahmat Nya swt.”
Untuk membuktikan pendapat Habib Munzir, setelah saya baca sana-sini ternyata sudah ada yang berekspresimen dengan meng-USG ibu hamil kemudian dibacakan Al-Qur’an, dan selama proses pembacaan tersebut dipantau melalui alat USG kehamilan. Dalam video tersebut dibandingkan posisi bayi sebelum dan sesudah di bacakan.
Subhanallah, Hasilnya ketika dibacakan surat Al Fatihah dan Al Baqarah bayi dalam janin dengan di USG terdiam dalam kondisi sujud seakan-akan mengenali suara-suara yang sedang dibacakan.
sumber: dari berbagai sumber


Meskipun di satu sisi pemerintah Amerika Serikat cenderung memusuhi Islam dan Negara-negara muslim, sebagian rakyatnya semakin terbuka mempelajari Islam. Akibatnya, penduduk negeri Paman Sam itu semakin banyak yang menjadi mualaf.

“Pasca tragedi 9/11, orang yang masuk Islam meningkat empat kali lipat daripada sebelum tragedi 9/11,” kata tokoh Muslim terkemuka di New York Syamsi Ali.

Imam Masjid Islamic Center New York asal Indonesia itu menyatakan, mereka dengan kesadaran sendiri ingin memahami Islam secara mendalam. Para pemimpin muslim lainnya mengatakan, minat warga Amerika terhadap Islam meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

NBC News menambahkan, sekitar 20 ribu warga Amerika masuk Islam setiap tahun. Sedangkan situs video Voice Of Amerika (VOA), merilis puluhan video yang menunjukkan jumlah perempuan di Amerika Serikat dan Inggris masuk Islam. CNN News pernah menurunkn laporan tentang 1.5 juta warga Amerika masuk Islam.

Muhammad Al-Nassir, Direktur Pusat Islam dari wilayah metropolitan Washington, yang meliputi lima area termasuk Maryland, Virginia dan Washington, DC, menyatakan, sekitar 180 orang Amerika dari berbagai usia dan jenis kelamin telah menyatakan diri masuk Islam, bertepatan dengan adanya ancaman membakar al-Quran pada 11 September tahun lalu dan terkait pro-kontra rencana pembangunan masjid di dekat lokasi Ground Zero di New York.

Nassir menghubungkan, penyebab tingginya warga AS yang menyatakan diri masuk Islam di daerah vital atau kota utama Amerika Serikat karena mereka membaca dan mempelajari tentang Islam dan biografi Nabi Muhammad SAW yang menyebabkan mereka tertarik lebih jauh untuk belajar tentang Islam.

Seorang warga negara Amerika Serikat, bernama Robert Spencer, dari timur laut Washington, DC, yang setelah masuk Islam berganti nama menjadi “Abdul Rahman” mengatakan: “Saya mengikuti pertumbuhan pesat agama Islam di dunia Barat, dan orang-orang di sini mengakui bahwa jumlah orang yang masuk Islam setiap tahun di dunia Barat sangat besar dan cepat, dalam 12 tahun telah dibangun lebih dari 1.200 masjid di Amerika Serikat (rata-rata seratus masjid setahun), dan hal itu adalah aneh bahwa sebagian besar orang-orang yang memeluk Islam adalah warga Amerika yang beralih menjadi pendukung Islam yang kemudian melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang luar biasa! ”

Moran (33 tahun), seorang peneliti dari negara bagian Virginia, menegaskan, 20 ribu orang Amerika masuk Islam setiap tahunnya setelah peristiwa 11 September 2001.

“Kunjungan warga AS semakin meningkat ke masjid dan tidak terbatas pada masjid, tetapi mereka juga mengunjungi Islamic Center yang ada di Washington, Virginia, Minnesota, dan tempat lainnya,” kata pimpinan Darul Huda AS ini.

Menurut situs riseofislam.com, jumlah umat Islam di Amerika saat ini berkisar antara 6-7 juta jiwa. Jumlah pastinya tidak diketahui karena sensus penduduk AS tidak mencantumkan agama warga negara. [AN/Hdy]


Menjelang pergantian tahun 2011 ke 2012, jumlah komunitas Tionghoa yang memutuskan masuk Islam meningkat. Selain itu, dakwah di komunitas Tionghoa ditengarai semakin membuahkan hasil, tercermin dalam penerimaan keluarga Tionghoa terhadap anggota keluarga yang Muslim.

Di Masjid Lautze Jakarta, warga keturunan Tionghoa yang masuk Islam pada tahun 2011 mencapai 67 orang.

"Tahun ini saja, jumlah yang memeluk Islam mencapai 70 orang, 95 persennya komunitas Tionghoa, dan sisanya, warga Indonesia lainnya," ungkap Yusman Alfian, salah seorang takmir masjid Lautze, seperti dilaporkan Republika, Selasa (27/12).

Sejak berdirinya pada tahun 1993 lalu, masjid Lautze telah menjadi saksi ribuan orang yang masuk Islam.

"Bila dihitung dari berdirinya Masjid Lautze jumlahnya sudah mencapai ribuan orang," kata Yusman.

Bukan hanya melayani dakwah bagi mualaf dan calon mualaf, masjid Lautze juga menyediakan layanan bagi keluarga mualaf. Hasilnya, keluarga mualaf Tionghoa kini lebih kooperatif menerima anggota keluarga mereka memeluk Islam.

"Alhamdulillah, keluarga Tionghoa kian terbuka terhadap Islam," ujar Yusman.

"Kini, keluarga kian aktif dengan untuk mencari informasi tentang Islam. Sebab, merupakan satu syarat dari keluarga kepada anak-anaknya yang ingin memeluk Islam untuk benar-benar menjalankan ajarannya dengan baik," kata dia.

Meski demikian, Yusman mengakui masih ada penolakan. Namun, kata dia, hal itu merupakan reaksi yang wajar. [IK/Rpb]

Written By Admin BeDa on Selasa, 20 Desember 2011 | 09:00

Namanya Lia Rojas. Wanita asal Dallas, Texas ini memeluk Katolik sejak kecil. Satu setengah tahun lalu ia adalah calon guru agama Katolik yang mempersiapkan diri mengajar muridnya dengan memperdalam pengetahuan agama. Hampir setahun ia menyiapkan diri, tiba-tiba ia berubah 180 derajat dengan memeluk Islam, enam bulan yang lalu. Subhaanallah...

Rojas saat itu tengah mempersiapkan dirinya menjadi guru agama Katolik yang profesional. Ia ingin murid-muridnya nanti menyukai pelajaran yang ia berikan. Diantara materi yang ia persiapkan adalah "Mengapa Katolik." Untuk itu, Rojas juga sedikit banyak menyempatkan diri mengetahui Islam sebagai perbandingan.

Rojas yang akrab dengan teman-temannya, menceritakan persiapannya untuk memegang kelas agama. Rojas tidak sadar bahwa sebagian temannya adalah Muslim. “Saya punya beberapa teman Muslim tapi saya tidak tahu mereka adalah Muslim. Saya memberitahu mereka tentang kelas saya dan bagaimana saya sedang belajar tentang Islam,” ujar Rojas.

Mendengar cerita Rojas, temannya yang Muslim memberinya terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris. Rojas tertarik mempelajarinya. Selama waktu delapan bulan itu, ia justru lebih banyak mempelajari Islam dibanding mendalami agama Katolik.

Rojas mulai mendapatkan hidayah dengan cara yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Sejak saat itu, ia tak lagi pergi ke gereja. Ia malah membatalkan mengajar kelas Katolik. Ia malah tertarik untuk mengunjungi masjid. Mempelajari Islam juga dilakukannya melalui internet.

Setelah masuk Islam, Rojas menyadari kekeliruannya selama 40 tahun hidupnya.

“Sebelumnya kita berdoa kepada Maria atau Yesus untuk menolong kita. Aku berumur 40 tahun dan aku nyaris tidak menyadarinya (kesalahan dalam berdoa),” ujar Rojas.

Rojas kini juga menyadari Maria adalah ibu dari Yesus Kristus, tapi Maria bukanlah ibu dari Tuhan. “Aku hanya tidak bisa percaya bahwa selama ini aku begitu buta,” katanya.

Saat mengucapkan syahadat adalah saat yang paling luar biasa bagi Rojas. “Sangat istimewa. Itu sangat luar biasa,” ujarnya.

Saat mengucapkan syahadat itu Rojas masih berpakaian seperti wanita Barat pada umumnya. Ia masih mengenakan celana pendek dan thank top.

Islam yang baru dipeluknya seketika men-shibghah hatinya. Ketika hendak turun dari mobil untuk berbelanja, Rojas memandang kakinya yang masih terbuka. Tiba-tiba ia merasa begitu malu. Ia bahkan tak kuasa untuk keluar dari mobil, kakinya terasa kaku.

“Saya pulang ke rumah dan menangis,” itulah awal mula Rojas mulai berkenalan dengan jilbab. Rojas kemudian mengenakan jilbab, hingga kini. [AN/Rpb]


Kamis, 05 April 2012, 18:36 WIB

Hugh Lloyd Roydon Elliott: Orisinalitas Alquran Mantapkan Imanku  (3-habis)

REPUBLIKA.CO.ID, Kesempurnaan Alquran memantapkan hati Hugh. Tanpa merasa perlu menghabiskan isi Alquran, ia meyakini kebenaran Islam dalam separuh bagian yang telah dibacanya. Ia segera mencari tahu tentang syahadat dari...



Kamis, 05 April 2012, 18:16 WIB

Hugh Lloyd Roydon Elliott: Orisinalitas Alquran Mantapkan Imanku  (2)

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam sebuah kesempatan, ayah Indah mendapati Hugh sedang mengamati putrinya shalat. Ia lalu menawarkan diri untuk menjelaskan beberapa hal tentang Islam, yang diterima Hugh dengan senang hati."Ia menjelaskan...



Kamis, 05 April 2012, 18:00 WIB

Hugh Lloyd Roydon Elliott: Orisinalitas Alquran Mantapkan Imanku  (1)

REPUBLIKA.CO.ID, “Semua berawal saat aku berusia 17 tahun,” pria asal Australia itu mengawali ceritanya. Ditemui di sebuah rumah makan franchise di kawasan Pondok Cabe Tangerang, Hugh Lloyd Roydon Elliott...



Senin, 02 April 2012, 16:22 WIB

Alhamdulillah, Profesor Asal Inggris Ucapkan Syahadat

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penggambaran negatif media barat terhadap Islam dan Muslim telah mendorong seorang profesor bahasa Inggris asal Kanada untuk mempelajari Islam dan Alquran. Selanjutnya, dorongan itu pula yang...



Jumat, 30 Maret 2012, 06:45 WIB

Abdul-Rahman: Keajaiban Alquran Menuntunku pada Islam

REPUBLIKA.CO.ID, Abdul-Rahman adalah lelaki muda asal Amerika yang masuk Islam saat masih kecil. Dia tahu dan yakin akan Islam pada usia 12 tahun dan menjadi Muslim setelah membaca autobiografi...



Kamis, 29 Maret 2012, 10:51 WIB

Subhanallah,  Pria Yahudi Ini Mengislamkan Jutaan Orang

REPUBLIKA.CO.ID, Jad adalah seorang pria keturunan Yahudi. Di pertengahan hidupnya, ia memeluk agama Islam. Setelah bersyahadat, ia mengubah namanya menjadi Jadullah Al-Qur'ani.  Jad pun memutuskan hidupnya untuk berkhidmat dalam...



Senin, 26 Maret 2012, 12:10 WIB

Tayyibah Taylor, Kisah Sukses Mualaf Amerika (bag 3-habis)

REPUBLIKA.CO.ID, Majalah Azizah
Sejak itu, orang tua Taylor melihat perubahan dalam dirinya. Pada awalnya Taylor berpikir orang tuanya akan sedih karena ia tidak memilih agama orang tuanya. Tetapi nyatanya, orang...



Senin, 26 Maret 2012, 12:00 WIB

Tayyibah Taylor, Kisah Sukses Mualaf Amerika (bag 2)

REPUBLIKA.CO.ID, Masuk Universitas
Namun demikian, ketika ia masuk Universitas Toronto dan sedang melakukan percobaan kromatologi di laboratorium mikrobiologi, Taylor melihat partikel klorofil di daun dan sesaat ia berpikir pasti ada...



Senin, 26 Maret 2012, 11:41 WIB

Tayyibah Taylor, Kisah Sukses Mualaf Amerika (bag 1)

REPUBLIKA.CO.ID, Tayyibah Taylor dilahirkan di Trinidad, Karibia. Ketika ia berusia tujuh tahun, ayahnya dipindahkan ke Texaco, Kanada sehingga keluarga pun diboyong kesana. Taylor pun dibesarkan di Toronto dan dididik...



Selasa, 20 Maret 2012, 23:59 WIB

Mualaf Aishah Schwartz, Pembela Hak-Hak Muslimah (2-habis)

REPUBLIKA.CO.ID, Schwartz terus maju dalam memperjuangkan hak-hak Muslimah. Pada 2006, dia mendirikan lembaga Muslimah Writers Alliance (MWA). Lembaga sosial yang berpusat di Washington DC ini secara proaktif mengawasi  penyusunan...





Tamara Bleszynski. Suatu senja di Australia, saat saya sedang berkumpul bersama teman-teman di halaman sekolah, saya melihat bulan sabit dan bintang berdekatan. Tak lama kemudian, setelah saya renungkan, saya baru sadar bahwa pemandangan yang amat menakjubkan itu seringkali saya saksikan di Tanah Air. Tapi, dimana ya ?


Saya baru ingat bahwa itu adalah lambang yang terdapat di kubah atau menara masjid. Pemandangan inilah yang mengantarkan saya kepada Islam. saya bersyukur dapat hidayah-Nya justru ketika berada jauh di negeri orang.

Sejak kejadian itu saya tertarik untuk mengetahui Islam labih dalam. Saya sering mengamati perilaku umat Islam di Australia. Para pemeluk Islam ini sangat taat beribadah, terutama shalat lima waktu. Bahkan, disuruh tidak makan pun (puasa) mereka mau. Sungguh Islam merupakan agama yang sarat dengan nilai-nilai filosofi.

Tamara Nathalia Christina Mayawati Bleszynski, itulah nama lengkap saya. Tapi saya lebih dikenal dengan nama Tamara Bleszynski. Papa saya berasal dari Polandia, Eropa Timur. Ia beragama Kristen Katolik. Sekangkan mama bernama Farida Gasik, orang jawa Barat, beragama Islam. Karena orang tua saya bercerai, akhirnya saya ikut papa dan sekaligus mengikuti agamanya.

Ketertarikan saya pada agama Islam, juga terpaut pada sisi ketaatan pemeluknya. Hal semacam ini menurut saya jauh berbeda dibanding dengan keyakinan saya yang lama. Saya juga penasaran dengan gambaran sosok Tuhan dan nabi dalam Islam. Saya mengamati, dalam agama lain, sosok Tuhan dan nabi digambarkan secara konkret. Walau pun demikian Tuhan dan Nabi sangat dekat dengan mereka, lebih dekat dari urat leher manusia.

Berawal dari rasa penasaran dan ketertarikan itulah saya mulai mempelajari beberapa buku mengenai Islam. Saya juga membaca Al-Qur'an untuk mengetahui dan membandingkan ajaran yang saya peluk dahulu. Ternyata ajaran-ajaran Al Kitab itu ada juga dalam AlQur'an, seperti kisah Nabi Isa. Namun Al-Qur'an lebih komplit, dan sisi pandangannya berbeda dengan keyakinan yang selama ini saya anut. Setelah melalui proses pengamatan dan belajar selama beberapa bulan, akhirnya saya putuskan untuk memeluk agama Islam.

Masuk Islam

Keinginan saya untuk masuk Islam saya sampaikan kepada mama. Keputusan itu membuat mama bahagia. Mama menyambut baik keputusan saya itu. Papa pun tak menghambat niat baik saya itu. Beliau memahami keputusan saya. Keluarga kami memang sangat demokratis.


Walaupun papa seorang Katolik, toh ia sudah tinggal di Indonesia selama 40 tahun, dan memahami budaya kaum muslim. Papa sering menyumbang untuk pembangunan masjid, dan pada bulan puasa papa suka menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa. Hal inilah yang membuat saya bangga kepada papa. Singkat cerita, pada tahun 1995 lalu saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.

Selanjutnya, dalam proses perpindahan agama, awalnya saya akui cukup berat melakukan penyesuaian dengan agama baru itu. Berbagai cara saya lakukan untuk mempelajari Islam, terutama shalat. Antara lain membaca berbagai buku yang berisi tuntunan shalat.

Saya juga menggunakan kaset penduan shalat. Mula-mula saya shalat memakai earphone, sambil mendengarkan petunjuk dari tape recorder. Tak sampai satu bulan saya sudah hafat semua bacaan dan gerakan shalat. Alhamdulillah, saya sudah dapat menjalankan shalat lima waktu.

Setelah masuk Islam saya merasakan berbagai perubahan yang mencolok dalam hidup saya. Pikiran saya lebih tenang dan terbuka, karena saya punya pedoman dalam menilai yang benar dan salah, yang haram dan halal, juga yang baik dan yang buruk.


Mendapat Jodoh

Perubahan yang mencolok saya akui pada perubahan rezeki. Saya merasa rezeki yang diberikan Allah SWT setelah masuk Islam, lebih memadai. Inilah yang patut saya syukuri. Dan terbesar yang saya dapatkan adalah jodoh yang sesuai dengan doa saya selama ini.

Saya berdoa agar dapat jodoh yang seiman dan mampu membimbing saya dalam beragama. Ternyata Allah mengabulkan doa saya. Saya mendapatkan seorang pemuda muslim dari keluarga keturunan Arab-Aceh. Namanya Teuku Rafli Pasha, 24 tahun, anak kedua dari lima saudara. Rafli anak dari Teuku Syahrul, mantan anggota DPR RI dan Ibu Cut Ida Syahrul. Saya tak menyesal kawin muda, karena itu ibadah. Dan, suami saya ini sangat berperan dalam memberikan pemahaman tentang Islam kepada saya.

Saya dan Rafli akhirnya melangsungkan pernikahan di Tanah Suci Mekah dengan restu orang tua kami, setelah kami selesai melakukan Ibadah Umrah. Akad nika berlangsung di Masjidil Haram, disaksikan mama, serta H. Cecep, guru ngaji saya selama ini.

Saya dan Rafli sudah lama saling mengenal. Waktu itu kami bertemu di sebuah restoran di Jakarta. Sejak perkenalan itu, dalam tempo satu bulan kami mulai akrab, dan berusaha untuk lebih mengenal satu sama lain.

Akhirnya kami saling mencintai, dan juga mendapat restu dari orang tua kami, sehingga kami memutuskan untuk sekalian meresmikan pernikahan menjadi suami istri di Tanah Suci. Saya mendapatkan figur Rafli seorang yang ulet bekerja walau ia adalah lulusan Nortuidge Military College dia meraih gelar master dari Boston University, Amerika Serikat Tapi ia sangat taat beribadah. Ini yang saya dambakan . Kini suami saya bekerja di Uninet Jakarta.

Suami saya menyadari bahwa saya yang dipersunting telah memiliki karir yang cukup mapan sebagai model, model iklan, dan bintang sinetron, sehingga ia tidak melarang karier yang sedang saya jalani ini. Walaupun demikian, saya harus membatasi diri. Apa yang baik atau tidak baik untuk keluarga. Untuk itu saya memohon doa dari para pembaca, semoga saya menjadi muslimah yang baik dan dapat membina keluarga yang sakinah. 
Sumber : http://www.geocities.com/kebenaran_islam/tamara.html

Daniel Streich, politikus Swiss, yang tenar karena kampanye menentang pendirian masjid di negaranya, tanpa diduga-duga, memeluk Islam.
Streich merupakan seorang politikus terkenal, dan ia adalah orang pertama yang meluncurkan perihal larangan kubah masjid, dan bahkan mempunyai ide untuk menutup masjid-masjid di Swiss. Ia berasal dari Partai Rakyat Swiss (SVP). Deklarasi konversi Streich ke Islam membuat heboh Swiss.
Streich mempropagandakan anti-gerakan Islam begitu meluas ke senatero negeri. Ia menaburkan benih-benih kemarahan dan cemoohan bagi umat Islam di Negara itu, dan membuka jalan bagi opini publik terhadap mimbar dan kubah masjid.
Tapi sekarang Streich telah menjadi seorang pemeluk Islam. Tanpa diduganya sama sekali, pemikiran anti-Islam yang akhirnya membawanya begitu dekat dengan agama ini. Streich bahkan sekarang mempunyai keinginan untuk membangun masjid yang paling indah di Eropa di Swiss.
Yang paling menarik dalam hal ini adalah bahwa pada saat ini ada empat masjid di Swiss dan Streich ingin membuat masjid yang kelima. Ia mengakui ingin mencari “pengampunan dosanya” yang telah meracuni Islam. Sekarang adalah fakta bahwa larangan kubah masjid telah memperoleh status hukum.
Abdul Majid Aldai, presiden OPI, sebuah LSM, bekerja untuk kesejahteraan Muslim, mengatakan bahwa orang Eropa sebenarnya memiliki keinginan yang besar untuk mengetahui tentang Islam. Beberapa dari mereka ingin tahu tentang hubungan antara Islam dan terorisme; sama halnya dengan Streich. Ceritanya, ternyata selama konfrontasi, Streich mempelajari Alquran dan mulai memahami Islam.
Streich adalah seorang anggota penting Partai Rakyat Swiss (SVP). Ia mempunyai posisi penting dan pengaruhnya menentukan kebijakan partai. Selain petisinya tentang kubah masjid itu, ia juga pernah memenangkan militer di Swiss Army karena popularitasnya.
Lahir di sebuah keluarga Kristen, Streich melakukan studi komprehensif Islam semata-mata untuk memfitnah Islam, tapi ajaran Islam memiliki dampak yang mendalam pada dirinya. Akhirnya ia malah antipati terhadap pemikirannya sendiri dan dari kegiatan politiknya, dan dia memeluk Islam. Streich sendiri kemdian disebut oleh SVO sebagai setan.
Dulu, ia mengatakan bahwa ia sering meluangkan waktu membaca Alkitab dan sering pergi ke gereja, tapi sekarang ia membaca Alquran dan melakukan salat lima waktu setiap hari. Dia membatalkan keanggotaannya di partai dan membuat pernyataan publik tentang ia masuk Islam. Streich mengatakan bahwa ia telah menemukan kebenaran hidup dalam Islam, yang tidak dapat ia temukan dalam agama sebelumnya. (eramuslim.com, 1/2/2010)
Sang Pencetus Larangan Masjid Di Swiss Itu Kini Masuk IslamDaniel Streich, politikus Swiss, yang tenar karena kampanye menentang pendirian masjid di negaranya, tanpa diduga-duga, memeluk Islam.
Streich merupakan seorang politikus terkenal, dan ia adalah orang pertama yang meluncurkan perihal larangan kubah masjid, dan bahkan mempunyai ide untuk menutup masjid-masjid di Swiss. Ia berasal dari Partai Rakyat Swiss (SVP). Deklarasi konversi Streich ke Islam membuat heboh Swiss.
Streich mempropagandakan anti-gerakan Islam begitu meluas ke senatero negeri. Ia menaburkan benih-benih kemarahan dan cemoohan bagi umat Islam di Negara itu, dan membuka jalan bagi opini publik terhadap mimbar dan kubah masjid.
Tapi sekarang Streich telah menjadi seorang pemeluk Islam. Tanpa diduganya sama sekali, pemikiran anti-Islam yang akhirnya membawanya begitu dekat dengan agama ini. Streich bahkan sekarang mempunyai keinginan untuk membangun masjid yang paling indah di Eropa di Swiss.
Yang paling menarik dalam hal ini adalah bahwa pada saat ini ada empat masjid di Swiss dan Streich ingin membuat masjid yang kelima. Ia mengakui ingin mencari “pengampunan dosanya” yang telah meracuni Islam. Sekarang adalah fakta bahwa larangan kubah masjid telah memperoleh status hukum.
Abdul Majid Aldai, presiden OPI, sebuah LSM, bekerja untuk kesejahteraan Muslim, mengatakan bahwa orang Eropa sebenarnya memiliki keinginan yang besar untuk mengetahui tentang Islam. Beberapa dari mereka ingin tahu tentang hubungan antara Islam dan terorisme; sama halnya dengan Streich. Ceritanya, ternyata selama konfrontasi, Streich mempelajari Alquran dan mulai memahami Islam.
Streich adalah seorang anggota penting Partai Rakyat Swiss (SVP). Ia mempunyai posisi penting dan pengaruhnya menentukan kebijakan partai. Selain petisinya tentang kubah masjid itu, ia juga pernah memenangkan militer di Swiss Army karena popularitasnya.
Lahir di sebuah keluarga Kristen, Streich melakukan studi komprehensif Islam semata-mata untuk memfitnah Islam, tapi ajaran Islam memiliki dampak yang mendalam pada dirinya. Akhirnya ia malah antipati terhadap pemikirannya sendiri dan dari kegiatan politiknya, dan dia memeluk Islam. Streich sendiri kemdian disebut oleh SVO sebagai setan.
Dulu, ia mengatakan bahwa ia sering meluangkan waktu membaca Alkitab dan sering pergi ke gereja, tapi sekarang ia membaca Alquran dan melakukan salat lima waktu setiap hari. Dia membatalkan keanggotaannya di partai dan membuat pernyataan publik tentang ia masuk Islam. Streich mengatakan bahwa ia telah menemukan kebenaran hidup dalam Islam, yang tidak dapat ia temukan dalam agama sebelumnya. (eramuslim.com, 1/2/2010)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.