Oleh Abu Asybal Usamah
Bismillah Wal Hamdulillah Washolatu Wasalamu ‘ala Rasulillah
Semenjak awal 2013, warga Irak semakin gencar demo untuk menuntut
melengserkan pemerintah perdana menteri Nur Al-Maliki yang didukung oleh
Iran. Pada awal – awal Januari 2013, beberapa propinsi di Utara dan
Barat Irak, menyaksikan unjuk rasa dan demontrasi warga Irak menentang
pemerintah pusat.
Jum’at (18/01/13), di kota Ramadi
diadakan demontrasi dengan tema “Jangan Kamu Membual”. Khatib Jum’at
pada saat itu, Isma’il Radif Al-‘Ubaidi, menyerukan kepada PM Irak (Nur
Al-Maliki), untuk melakukan reformasi dalam sendi – sendi Negara dan
juga mengajak berpegang teguh pada tuntutan.
Sementara itu, Jubir Komite Koordinasi
Demonstrasi Anbar, Said Lafi, mengatakan bahwa slogan – slogan pada hari
ini mengirimkan pesan jelas kepada pemerintah pusat dan rakyat
menginginkan perubahan yang kongkrit.
Begitu juga pada bulan Februari. Warga
Irak terus menggelar demonstrasi menentang pemerintah PM Nur Al-Maliki.
Taman Al-Ahrar pun dipadati oleh warga Mosul yang dipimpin oleh para
ulama dan Da’i Irak. Tepat pada hari Jum’at (22/02/13), mereka menggelar
demonstrasi yang bertemakan “Irak atau Al-Maliki”.
Tidak hanya di Mosul, di kota dan
propinsi lain juga tema yang sama digelar seperti di Nainawa, Kirkuk dan
lain – lain yang dihadiri ratusan ribuan warga. Begitupun dengan Jum’at
akhir ini (01/03/13) dengan “Kami Datang Wahai Baghdad”.
Konspirasi Syiah Iran Irak & Gelombang Penolakan Sunni Irak
Pemerintah Nur Al-Miliki memang didukung
oleh Iran dan Syiah. Karena Irak adalah “Tembok” bagi Iran sebelum
Suriah agar melindungi mereka dan menancapkkan kuku mereka di muka bumi
dan menguasai jazirah Arab.
Oleh karena itu, pasti demonstrasi
seperti ini akan mengancam eksistensi Iran dalam menguasai dunia Arab.
Kamis (07/02.13) sebuah kesekepatan, yang mencengangkan diberitakan oleh
media Arab, dipublikasikan. Pasalnya Nur Al-Maliki ditemui oleh
Komandan Pasukan Quds (Unit khusus Garda Revolusi Iran), Qasim
Sulaimani, membahas rencana memberangus domenstran Irak.
Tidak tanggung – tanggung, Qasim
menjanjikan Al-Maliki dukungan dari Iran dengan mengirimkan pasukan
militer sebanyak 50.000 personel untuk menjaga pemerintahannya.
Tidak sekedar itu saja, sebelumnya pada
bulan Januari hari Jum’at (04/01/13) khatib Jum’at Teheran menyatakan
sikap setuju dengan pemerintahan Nur Al-Maliki dan koalisinya di
parlemen dan menuduh bahwa damonstrasi rakyat Irak adalah konspirasi.
......para pimpinan dan ulama demonstrasi di Anbar mengancam akan menyerang Iran dan akan menghancurkan Rencana Safawi Fatimi Kisrawi mereka di Irak dalam memberantas Ahlussunnah......
Khutbah ini ternyata bukan sekedar orasi
belaka, Penasehat Pemimpin Tertinggi Iran untuk Urusan Internasional,
Ali Akbar Wilayati, mengatakan bahwa para demonstran itu adalah musuh
dan akan mendukung Iran dalam memberangus aksi tersebut.
Apakah rakyat Irak tidak mengetahui hal
ini? Ternyata tidak. Rakyat Irak, terutama tokohnya dan ulama,
mengetahui dengan jelas aroma koalisi ini dalam memberantas ahlussunnah
Irak. Oleh karena itu, pada demonstrasi Juma’at yang bertema “Irak atau
Al-Maliki”, para pimpinan dan ulama demonstrasi di Anbar mengancam akan
menyerang Iran dan akan menghancurkan Rencana Safawi Fatimi Kisrawi
mereka di Irak dalam memberantas Ahlussunnah.
.....“Hendaklah penyembah api, cucuk Kisra dan Majusi, mendengar bahwasanya kami datang. Dan untuk saudara kami di Ahwaz, kami datang untuk membela kalian” lantang Syaikh Badrani dalam menyikapi kekejaman rezim Iran terhadap Ahlussunnah Ahwaz....
“Ada proyek besar dalam rangkan menghabisi kami dan menghabisi putera – putera kami. Yaitu proyek ular berbisa (Iran.red)
yang bertelur dan menetaskan telur – telurnya di setiap tempat seperti
orang – orang yang keluar dari undang – undang seperti di Bahrain dan
sebagainya yang mengambil keuntungan dari proyek ini” tegas Syaikh
Abdul Mun’im Al-Badrani pada hari Jum’at di hadapan ribuan demosntran.
Beliau menambahkan bahwa Iran akan
mengembalikan supremsi Kisra di Irak, supremasi Safawi yang dibangun
oleh Ismail Safawi di Irak dan supremasi Fatimiyah di Mesir dan Syam.
“Hendaklah penyembah api, cucuk Kisra dan Majusi, mendengar bahwasanya
kami datang. Dan untuk saudara kami di Ahwaz, kami datang untuk membela
kalian” lantang Syaikh Badrani dalam menyikapi kekejaman rezim Iran
terhadap Ahlussunnah Ahwaz.
Sikap keras yang sama juga datang dari
warga Fallujah. Di mana seorang Imam Ahlussunnah, Syaikh Utsman
Ad-Dailami, berorasi di hadapan ribuan demonstran seraya mengumandangkan
perang terhadap Iran Majusi Persi.
“Al-Maliki dan Iran Persi Jahat adalah
dua sisi mata uang yang terkenal pengkhianat di Irak dan berupaya
menggagalkan revolusi perlawanan, pemuda dan orang – orang mulia dari
ulama dan tokoh agama dalam rangka melengserkan rezim Al-Maliki dan
menolak rencana Iran untuk menggagalkan revolusi ini” tegas Syaikh
dailami.
Maka dari itu, tidak ada tempat d hati
dan di tanah Ahlussunnah Irak untuk Iran dan Syiah. Karena mereka sadar
bahwa mereka hanya mengorbankan muslim Ahlussunnah sebagaimana
pengalaman sejarah dan apa yang mereka telah alami.
Wallahul Musta’an
Posting Komentar