Jakarta
– : Setiap pergantian tahun masehi, sebagian besar orang ikut
merayakan dengan berbagai cara karena dianggap momentum penting setiap
tahunnya. Banyak kalangan terutama muda-mudi berpesta di malam ini dan
menghabiskan waktu pergantian tahun seolah merasa takut kehilangan bila
malam ini terlewatkan begitu saja. Bahkan yang lebih miris, di negeri
dengan penduduk mayoritas muslim ini, banyak orang mengisi pergantian
malam tahun baru dengan bermaksiat. Berbagai pesta besar-besaran
digelar, mulai dari perkumpulan dengan pesta miras, pesta narkoba, pesta
seks serta kemaksiatan lain yang sama sekali tidak bermanfaat bahkan
sudah merusak dan memprihatinkan.
Acara
gila-gilaan ini sudah menjadi kebiasan tahunan dalam menyambut
pergantian tahun. Seharusnya pemerintah lebih serius dalam memberantas
segala yang merusak moral bangsa. Dalam hal ini, sudah menjadi tugas
rutin Front Pembela Islam (FPI), diseluruh nusantara untuk ikut serta
membantu dalam memberantas penyakit masyarakat, yaitu kegiatan maksiat.
Tidak terkecuali di salah satu kota besar di Indonesia yaitu Makasar,
dimana pesta miras sudah sangat mengkhawatirkan, apalagi menjelang malam
pergantian tahun diperkirakan pesta miras ini akan semakin menggila.
Oleh
karena itu di Makassar, guna mengantisipasi keadaan tersebut, Kapolda
Sulselbar, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Mudji Waluyo, mengundang
beberapa ormas termasuk Front Pembela Islam (FPI) untuk berkoordinasi
dengan polisi mengamankan hari-hari menjelang natal dan tahun baru.
Ketua
DPD FPI Sulsel, Habib Muchsin Al Habsyi, menuturkan bahwa setelah rapat
berlangsung, seluruh peserta rapat diajak Kapolda mengunjungi beberapa
tempat yang menjadi prioritas pengamanan dan FPI pun ikut dalam
kunjungan tersebut untuk mengapresiasi ajakan Kapolda. Saat kunjungan ke
gereja Katedral, Habib Muchsin bersama beberapa anggota FPI berdiri
menunggu di luar bersama ormas lain.
“Kegiatan
FPI-LPI makasar sesuai permintaan pihak Polda dan Polrestabes Makasar
sebatas menjalin hubungan dari itikat baik aparat kepada (Ormas dan
warga) untuk bersama-sama menjaga kondusifnya daerah dan kota makasar
dari berbagai hal, utamanya dalam pesta-pesta miras, narkoba dan
protitusi yang ditiap pergantian tahun tradisi tersebut sering terjadi
serta dibiarkan begitu saja”, kata Habib Muchsin Al Habsyi, kepada
redaksi fpi.or.id, Selasa, 12 shafar 14 H/ 25 Desember 2012.
Namun
patut disayangkan, kehadiran beberapa orang anggota FPI bersama
rombongan Kapolda di Gereja Katedral tersebut, oleh beberapa media
dianggap sebagai bentuk pengamanan kegiatan natal, padahal tidak
demikian. Menurut Habib Muchsin, bahwa media terlalu berlebihan dalam
pemberitaan. Pada saat itu, ada beberapa ormas di lokasi tersebut namun
yang diangkat dalam pemberitaan media hanya FPI. Sehingga Habib Muchsin
menghimbau media jangan berlebihan dalam pemberitaan dan tidak membuat
opini bahwa FPI mengamankan natal.
“Dalam
perayaan natal dan tahun baru di Makasar, Kapolda Sulsel mengundang
rapat, setelah rapat ternyata kunjungan ke Gereja Katedral dan saya ikut
cuma diluar, bahwa fpi-sulsel tetap tidak melakukan penjagaan ataupun
pengawalan gereja dalam bentuk apapun, hanya saja pihak pers terlalu
mengekspos berita di media yang sama sekali terlalu dibesar-besarkan”,
keluh Habib Muchsin.
Demikian
pula terkait jumlah laskar FPI dan LPI yang disiagakan sebanyak 200
orang bukan untuk berpatroli menjaga gereja, namun mereka diterjunkan
untuk membantu polisi dalam memberantas penyakit masyarakat khususnya
terkait pesta miras besar-besaran yang terjadi menjelang natal dan tahun
baru. Kegiatan koordinasi dengan kepolisian dalam memberantas maksiat
ini bukan hanya dilakukan FPI saat menjelang tahun baru saja, namun
sudah menjadi kegiatan rutin FPI setiap bulan bahkan setiap minggu.
“Insya ALLAH FPI-LPI Sulsel tetap mengedepankan Amar Ma'ruf- Nahi Munkar di Sulawesi Selatan
ini dan pihak aparat Polrestabes Makasar mendukung penuh upaya membabat
habis kemaksyiatan yang terlaksana secara terang-terangan di
tempat-tempat umum khususnya di wilayah pusat kota Makasar, dan terkait
200 laskar siaga itu untuk masalah kemaksiatan”, lanjut habib. [fpi/slm]
Sumber :
Posting Komentar