Latest Post

Oleh Abu Asybal Usamah
Bismillah Wal Hamdulillah Washolatu Wasalamu ‘ala Rasulillah

Semenjak awal 2013, warga Irak semakin gencar demo untuk menuntut melengserkan pemerintah perdana menteri Nur Al-Maliki yang didukung oleh Iran. Pada awal – awal Januari 2013, beberapa propinsi di Utara dan Barat Irak, menyaksikan unjuk rasa dan demontrasi warga Irak menentang pemerintah pusat.
Jum’at (18/01/13), di kota Ramadi diadakan demontrasi dengan tema “Jangan Kamu Membual”. Khatib Jum’at pada saat itu, Isma’il Radif Al-‘Ubaidi, menyerukan kepada PM Irak (Nur Al-Maliki), untuk melakukan reformasi dalam sendi – sendi Negara dan juga mengajak berpegang teguh pada tuntutan.
Sementara itu, Jubir Komite Koordinasi Demonstrasi Anbar, Said Lafi, mengatakan bahwa slogan – slogan pada hari ini mengirimkan pesan jelas kepada pemerintah pusat dan rakyat menginginkan perubahan yang kongkrit.
Begitu juga pada bulan Februari. Warga Irak terus menggelar demonstrasi menentang pemerintah PM Nur Al-Maliki. Taman Al-Ahrar pun dipadati oleh warga Mosul yang dipimpin oleh para ulama dan Da’i Irak. Tepat pada hari Jum’at (22/02/13), mereka menggelar demonstrasi yang bertemakan “Irak atau Al-Maliki”.
Tidak hanya di Mosul, di kota dan propinsi lain juga tema yang sama digelar seperti di Nainawa, Kirkuk dan lain – lain yang dihadiri ratusan ribuan warga. Begitupun dengan Jum’at akhir ini (01/03/13) dengan “Kami Datang Wahai Baghdad”.
Konspirasi Syiah Iran Irak & Gelombang Penolakan Sunni Irak
Pemerintah Nur Al-Miliki memang didukung oleh Iran dan Syiah. Karena Irak adalah “Tembok” bagi Iran sebelum Suriah agar melindungi mereka dan menancapkkan kuku mereka di muka bumi dan menguasai jazirah Arab.
Oleh karena itu, pasti demonstrasi seperti ini akan mengancam eksistensi Iran dalam menguasai dunia Arab. Kamis (07/02.13) sebuah kesekepatan, yang mencengangkan diberitakan oleh media Arab, dipublikasikan. Pasalnya Nur Al-Maliki ditemui oleh Komandan Pasukan Quds (Unit khusus Garda Revolusi Iran), Qasim Sulaimani, membahas rencana memberangus domenstran Irak.
Tidak tanggung – tanggung, Qasim menjanjikan Al-Maliki dukungan dari Iran dengan mengirimkan pasukan militer sebanyak 50.000 personel untuk menjaga pemerintahannya.
Tidak sekedar itu saja, sebelumnya pada bulan Januari hari Jum’at (04/01/13) khatib Jum’at Teheran menyatakan sikap setuju dengan pemerintahan Nur Al-Maliki dan koalisinya di parlemen dan menuduh bahwa damonstrasi rakyat Irak adalah konspirasi.
......para pimpinan dan ulama demonstrasi di Anbar mengancam akan menyerang Iran dan akan menghancurkan Rencana Safawi Fatimi Kisrawi mereka di Irak dalam memberantas Ahlussunnah......
Khutbah ini ternyata bukan sekedar orasi belaka, Penasehat Pemimpin Tertinggi Iran untuk Urusan Internasional, Ali Akbar Wilayati, mengatakan bahwa para demonstran itu adalah musuh dan akan mendukung Iran dalam memberangus aksi tersebut.
Apakah rakyat Irak tidak mengetahui hal ini? Ternyata tidak. Rakyat Irak, terutama tokohnya dan ulama, mengetahui dengan jelas aroma koalisi ini dalam memberantas ahlussunnah Irak. Oleh karena itu, pada demonstrasi Juma’at yang bertema “Irak atau Al-Maliki”, para pimpinan dan ulama demonstrasi di Anbar mengancam akan menyerang Iran dan akan menghancurkan Rencana Safawi Fatimi Kisrawi mereka di Irak dalam memberantas Ahlussunnah.
.....“Hendaklah penyembah api, cucuk Kisra dan Majusi, mendengar bahwasanya kami datang. Dan untuk saudara kami di Ahwaz, kami datang untuk membela kalian” lantang Syaikh Badrani dalam menyikapi kekejaman rezim Iran terhadap Ahlussunnah Ahwaz....
“Ada proyek besar dalam rangkan menghabisi kami dan menghabisi putera – putera kami. Yaitu proyek ular berbisa (Iran.red) yang bertelur dan menetaskan telur – telurnya di setiap tempat seperti orang – orang yang keluar dari undang – undang seperti di Bahrain dan sebagainya yang mengambil keuntungan dari proyek ini”  tegas Syaikh Abdul Mun’im Al-Badrani pada hari Jum’at di hadapan ribuan demosntran.
Beliau menambahkan bahwa Iran akan mengembalikan supremsi Kisra di Irak, supremasi Safawi yang dibangun oleh Ismail Safawi  di Irak dan supremasi Fatimiyah di Mesir dan Syam. “Hendaklah penyembah api, cucuk Kisra dan Majusi, mendengar bahwasanya kami datang. Dan untuk saudara kami di Ahwaz, kami datang untuk membela kalian” lantang Syaikh Badrani dalam menyikapi kekejaman rezim Iran terhadap Ahlussunnah Ahwaz.
Sikap keras yang sama juga datang dari warga Fallujah. Di mana seorang Imam Ahlussunnah, Syaikh Utsman Ad-Dailami, berorasi di hadapan ribuan demonstran seraya mengumandangkan perang terhadap Iran Majusi Persi.
“Al-Maliki dan Iran Persi Jahat adalah dua sisi mata uang yang terkenal pengkhianat di Irak dan berupaya menggagalkan revolusi perlawanan, pemuda dan orang – orang mulia dari ulama dan tokoh agama dalam rangka melengserkan rezim Al-Maliki dan menolak rencana Iran untuk menggagalkan revolusi ini” tegas Syaikh dailami.
Maka dari itu, tidak ada tempat d hati dan di tanah Ahlussunnah Irak untuk Iran dan Syiah. Karena mereka sadar bahwa mereka hanya mengorbankan muslim Ahlussunnah sebagaimana pengalaman sejarah dan apa yang mereka telah alami.
Wallahul Musta’an

JAKARTA  - Senada dengan seruan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin saat menyampaikan laporan video penyiksaan oleh aparat ke Mabes Polri, Neta S Pane juga meminta Densus 88 segera dibubarkan.
Neta menyatakan laporan tersebut merupakan bukti keresahan masyarakat atas sikap Densus 88 yang kerap melakukan pelanggaran HAM serius.
"Laporan tersebut merupakan bukti bahwa kekerasan yang dilakukan oleh Densus 88 mulai bermunculan dan sebagai sebuah bentuk pelanggaran HAM serius," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, dalam siaran pers, Sabtu (2/3/2013).
Selama ini, menurut Neta, sebenarnya sudah banyak keluhan publik terhadap sikap dan perilaku Densus 88. Antara lain anggota Densus yang cenderung menjadi algojo ketimbang sebagai aparat penegak hukum yang melumpuhkan tersangka untuk kemudian dibawa ke pengadilan.
"Sehingga, apa yang dilaporkan Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut adalah sebuah wujud keresahan dari tokoh Islam yang harus disikapi secara serius agar ada pembenahan di manajemen Densus 88," katanya.
Selain itu, laporan tersebut harus membuat Polri, Pemerintah, dan Komisi III DPR membuat sistem kontrol yang jelas terhadap kinerja Densus 88. Selama ini praktis tidak ada kontrol terhadap kinerja Densus.
"Di sisi lain sikap parno sebagian masyarakat terhadap isu-isu terorisme seakan memberi legitimasi kepada Densus untuk berbuat apa pun. Situasi ini tidak boleh dibiarkan. Sebab siapa pun di negeri ini, termasuk Densus 88 tidak boleh bersikap semena-mena," ingatnya.
IPW juga mendesak petugas Densus yang melakukan penyiksaan di Poso segera diadili karena melakukan tindak pidana penyiksaan. Bahkan, IPW mendesak agar Densus 88 dibubarkan.
"Banyaknya keluhan terhadap sikap dan perilaku anggota Densus ditambah makin surutnya isu-isu terorisme, IPW menilai sudah saatnya Densus 88 antiteror dibubarkan," desak Neta.
Sebab menurut IPW, Densus 88 bisi dilikuidasi ke tubuh Brimob yang sudah ada.
"Jika suatu saat ada isu teror cukup Brimob yang turun tangan. Dalam Rakernis Brimob di Pusdik Brimob di Watukosek, Jatim pada akhir Februari 2013, Indonesian Police Watch yang diminta memberikan pembekalan kepada para kasat Brimob dari seluruh Indonesia, mengusulkan dan mendesak agar Densus 88 dibubarkan serta dilikuidasikan ke dalam Brimob," tandasnya.

JAKARTA (voa-islam.com) - Dalam dua bulan terakhir ini BNPT dan khususnya Densus 88 banyak mendapat kritikan dari berbagai elemen masyarakat terkait kinerjanya dalam pemberantasan terorisme. 

Ulama, zu’ama, pimpinan ormas Islam, DPR Komisi III dan Komnas HAM semua pada angkat bicara.

Apalagi topik yang paling mendapatkan stressing point adalah dugaan kuat pelanggaran HAM yang sangat serius dilakukan oleh Densus 88. Di samping ‘diskriminasi’ dan pengaitan terhadap agama tertentu (Islam).

“Dugaan saya, ini membuat BNPT atau Densus meradang dan akan membuat ‘perlawanan’ dan ‘serangan balik’. Karena selama ini sikap apriori dan arogansi begitu menonjol dari diri mereka (Densus 88 dan BNPT- red.). Mereka seperti hukum itu sendiri dan bukan penegak hukum. Cuma serangan balik itu wujudnya apa perlu dicermati lagi,” kata pengamat kontra terorisme Harits Abu Ulya kepada voa-islam.com, Jum’at (1/3/2013).

Harits memprediksi, dengan terpilihnya Brigjen. Pol. Arif Dharmawan sebagai Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, memiliki posisi strategis dalan penanganan terorisme. Dan menurut Harits ini merupakan respon disahkannya UU Pendanaan terorisme.

“Dan lebih jauh, saat ini  penunjukkan Brigjen Arif Dharmawan di jabatan Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT yang cukup strategis bertanggungjawab dalam kebijakan, strategi dan program nasional penanggulangan terorisme. Deputi Penindakan juga bertugas mengkoordinasi penentuan tingkat ancaman dan persiapan penindakan terhadap pelaku teror di lapangan. Saya menduga ini sebagai salah satu respon disahkannya UU Pencegahan dan Penindakan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme yang baru disahkan oleh DPR,” jelas Direktur Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu.

Lebih lanjut, Harits mengungkapkan dengan posisi strategis Arif Dharmawan tersebut, ke depan BNPT bukan hanya melakukan counter ideologi lewat program deradikalisasi, namun juga akan menyasar persoalan dana.

“Brigjen Arief sebelum di BNPT pernah bertugas di Pusinafis Bareskrim Polri. Alumnus Lemhanas angkatan 43 ini juga pernah menjabat sebagai Kanit Ekonomi Khusus Bareskrim Polri.  Kedepan tidak hanya agenda counter ideologi (deradikalisasi) yang terus jalan, tapi juga akan menyasar dan mengurai persoalan dana yang dianggap menjadi ‘nyawa’ penting dari tindak pidana terorisme,” imbuhnya.

Kesimpulannya menurut Harits, peperangan berikutnya setelah program deradikalisasi yang dilancarkan BNPT adalah propaganda terkait pendanaan terorisme.

“Sektor ekonomi (dana) jadi medan ‘peperangan’ berikutnya yang akan dilakukan BNPT setelah memiliki payung (regulasi) terkait masalah ini,” tegasnya.

Untuk itu, ia meinta seluruh elemen masyarakat waspada dan memonitor adanya kemungkinan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan BNPT dalam kontra terorisme.

“Masyarakat sipil juga perlu terus monitoring kemungkinan-kemungkinan penyalahgunaan kewenangan yang dimiliki BNPT dalam urusan kontra terorisme ini. Mengingat selama ini belum ada transparasi anggaran yang digunakan Densus 88 dan BNPT,” tutupnya. [Ahmed Widad]

SAUDI,  - Fakta mengejutkan baru saja diungkap, bahwa Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) selama dua tahun terakhir menggunakan pangkalan udara di Arab Saudi untuk menjalankan pesawat tak berawak (drone) mereka.

Pangkalan udara ini didirikan untuk memburu anggota Al Qaidah Semenanjug Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman.

Pesawat tak berawak itu diterbangkan dari sana pada September 2011 untuk membunuh Syaikh Anwar al Awlaki, seorang ulama kelahiran AS yang dituding menjadi kepala operasi AQAP di luar Yaman.

Media di AS sebenarnya sudah tahu keberadaan pangkalan udara ini sejak 2011, namun belum pernah melaporkan.

Pejabat pemerintah senior mengatakan mereka khawatir jika pengungkapan pangkalan udara AS di Arab Saudi ini akan melemahkan operasi terhadap Al Qaidah, serta berpotensi merusak kerjasama kontra-terorisme AS dengan Arab Saudi.

Militer AS pada tahun 2003 menarik hampir semua pasukannya dari Arab Saudi, setelah sebelumnya menempatkan antara 5.000 hingga 10.000 tentara di kerajaan Teluk setelah Perang Teluk 1991. Hanya personel dari Misi Pelatihan Militer Amerika Serikat (USMTM) resmi yang tetap ditempatkan disana.

Namun, lokasi pangkalan udara drone rahasia Amerika tidak diungkapkan dalam laporan itu dan pemerintah Saudi belum berkomentar soal ini, lapor BBC.

Serangan drone di wilayah Yaman yang menggunakan pangkalan udara Arab Saudi ini diperintahkan langsung oleh pemerintah Obama dan berakhir dengan bencana, dimana puluhan warga sipil termasuk wanita dan anak-anak tewas.

Para pejabat AS mengatakan kepada surat kabar di Amerika, bahwa CIA pertama kali menggunakan fasilitas pangkalan udara itu untuk membunuh Anwar al-Awlaki.

Sejak itu, CIA "diberi misi perburuan dan pembunuhan bernilai target tinggi di Yaman" diantaranya adalah para pemimpin AQAP yang dianggap menimbulkan ancaman langsung terhadap AS.

Dalam serangan yang membunuh Awlaki tahun 2011 lalu, tiga warga Amerika lainnya, termasuk putra Awlaki yang berusia 16 tahun juga terbunuh oleh serangan rudal drone AS, yang kabarnya dapat dilakukan tanpa izin dari pemerintah negara itu.

Tempat Suci
Padahal di Arab Saudi banyak tempat suci dimana orang non-Muslim dilarang menginjakkan kakinya disana, dan penempatan pasukan AS disana dipandang sebagai pengkhianatan bersejarah oleh banyak kaum Muslimin, terutama oleh pendiri Al Qaidah Usamah bin Ladin.

Ini menjadi salah satu alasan utama serangan terhadap Amerika dan sekutunya yang telah menginjak-injak Tanah Suci.

ALJAZAIR,  - sebuah kelompok Islam di Aljazair telah memobilisasi kelompok sosiolog, psikolog, dan mubaligh dari dalam dan luar negeri dalam kampanye untuk menganjurkan anak gadis yang sudah berusia 10 tahun untuk mengenakan jilbab, sebuah gerakan yang mendapat kecaman dari aktivis 'pembela' hak.

Hisham Ben Khouda, sekretaris jenderal kelompok al-Daawa 'di balik kampanye "Proyek Kemurnian", mengatakan kepada surat kabar Aljazair Echorouk bahwa kelompoknya telah berhasil meyakinkan 300 anak perempuan dengan usia 10 hingga 15 untuk memakai jilbab. Ia mengatakan gerakannya telah berlangsung selama lima tahun dan tahun ini telah dilakukan lebih luas dengan mengajak berbagai tokoh agama dan masyarakat dari dalam dan luar Aljazair demikian laporan alarabiya.net, Jumat 8 Februari.

 Nabil al-Awadhi, seoranga mubaligh terkenal dari Kuwait dijadwalkan untuk menghadiri "Proyek Kemurnian" pada tanggal 12 April di el-Boulaida , Aljazair untuk berbicara perlunya mengenakan jilbab sejak kanak-kanak bersama dengan para sosiolog dan psikolog.

Pengkhotbah Kuwait dalam kunjungannya ke Tunisia, meminta gadis-gadis muda untuk mengenakan jilbab, meningkatkan kemarahan di kalangan aktivis hak asasi manusia di negara Afrika Utara yang sekuler tersebut meski dipimpin oleh Partai Islam.

Nabil al-Awadhi mengatakan dia berada di Tunisia untuk memberikan "pengajaran pendidikan," tapi aktivis dan bahkan anggota parlemen di majelis konstituante mendesak pemerintah untuk mengusirnya.

Di Arab Saudi, seorang ulama baru-baru ini menyerukan agar semua balita perempuan agar memakai cadar, yang cukup membuat heboh pemberitaan di Saudi.

Pernyataan ulama di salah satu televisi ini dinilai masyarakat luas telah merendahkan Islam dan melanggar privasi.

Sheikh Abdullah Daud membuat pernyataan itu dalam wawancara dengan TV Islam Al-Majd pada tahun lalu, namun video wawancara tersebut baru-baru ini diunggah ke media sosial dan menjadi topik perdebatan luas.

Sheikh Abdullah Daud menyatakan bahwa balita perempuan akan terlindungi dari pelecehan jika dipakaikan cadar. Abdullah Daud juga mengutip laporan medis yang menunjukkan jumlah pelecehan terhadap anak-anak di Arab Saudi. [har]

“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 20/212)

Bahkan di dalam hadits lain Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengatakan bahwa segenap fitnah atau ujian yang bermunculan silih berganti di dunia ini adalah dalam rangka menyambut kemunculan puncak fitnah, yakni fitnah Dajjal.
Dari Sahabat Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullah saw kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR Ahmad 5/389)
Berdasarkan hadits di atas berarti situasi dan kondisi beberapa waktu menjelang munculnya Dajjal merupakan situasi dan kondisi yang sangat sarat fitnah. Saat itu sistem dunia tentunya penuh masalah karena sudah mencapai kematangan tahapan untuk menyambut kedatangan sang oknum biang masalah.
Dalam buknya, ”Dajjal-the Anti-Christ”, Ahmad Thomson berpendapat bahwa dunia yang kita jalani saat ini berupa sebuah Sistem Dajjal di mana segenap lini kehidupan tunduk kepada nilai-nilai Dajjal dan bertentangan secara diameteral dengan Sistem Kenabian yang berlandaskan nilai-nilai Rabbani. Ia kemudian menulis ”...kita akan saksikan bahwa pengambilalihan sedang berjalan lancar, nampaknya saat kemunculan si Dajjal sudah sangat dekat. Alasannya sangat sederhana: karena sistem-sistem dan para pengurusnya, yaitu sistem kafir, yaitu sistem Dajjal, telah memperoleh kekuasaan yang cukup di seluruh dunia, sehingga begitu si Dajjal dikenali dan diakui, Dajjal bisa langsung dinobatkan sebagai pimpinan yang dinanti-nanti.”
Mengingat bahwa Dajjal merupakan puncak fitnah berarti berbagai fitnah yang mendahului kemunculannya tentu berkaitan erat dengan fihak yang memang menanti atau menyambut kedatangannya. Dan siapakah fihak yang paling banyak menebar fitnah sepanjang sejarah? Perhatikanlah firman Allah subhaanahu wa ta’aala di bawah ini:
“Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS Al-Maaidah 64)
Ayat di atas berbicara mengenai bangsa Yahudi. Suatu bangsa yang digambarkan Allah suka menyalakan api peperangan. Mereka merupakan ”aktor intelektual” di balik berbagai peperangan besar dan kekacauan sepanjang zaman. Mereka merupakan biang provokasi di berbagai belahan bumi, baik di zaman dahulu maupun zaman moderen. Sebagaimana mereka pula pihak di belakang upaya pembunuhan banyak Nabiyullah ’alihimus salaam. Sebagian berhasil dan sebagiannya gagal. Di antara yang gagal adalah upaya pembunuhan Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan Nabiyullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong.” (QS Ali Imran 21-22)
Catatan hitam sejarah kejahatan dan fasad kaum Yahudi menyebabkan mereka pantas menjadi pihak yang paling menanti dan menyambut kedatangan Dajjal. Sehingga wajarlah bilamana Nabi Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam menginformasikan kepada kita bahwa pada saat kemunculan Dajjal untuk menebar puncak fitnah dan kekacauan di muka bumi, maka kumpulan manusia yang bakal menjadi pendukung utamanya ialah bangsa Yahudi. Bahkan mereka akan menjadi prajurit-prajurit utama pasukan Dajjal.
“Dajjal akan keluar dari kampung Yahudiyyah kota Ashbahan bersama 70.000 orang yahudi yang mengenakan topi.” (Ahmad 26/412)
Dan mengingat bahwa umat Islam merupakan pihak yang senantiasa berjuang menegakkan kebenaran ma’ruf dan mencegah kebatilan munkar, maka pantas bilamana Rasulullah Muhammad shollallahu ’alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa kedua entitas ini bakal berhadapan vis a vis. Satu pihak dipimpin oleh Al-Mahdi bersama Nabiyullah Isa Al-Masih ’alaihis salam dan satu pihak dipimpin oleh Dajjal. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa peristiwa berperangnya kedua pihak ahlul-haq versus ahlul-bathil ini menjadi salah satu syarat atau tanda penting sebelum tibanya hari Kiamat kelak.
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Tidak akan terjadi Hari Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu & pohon lalu batu atau pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali ghorqod sebab ia sungguh termasuk pohon orang Yahudi.” (Muslim 4/140)
Maka saudaraku, sudah tiba masanya kita umat Islam bersiap-siap menghadapi hari bertemunya dua pasukan tersebut. Hendaknya kita menyadari bahwa boleh jadi kemunculan puncak fitnah, yakni Dajjal, sudah sangat dekat. Di antara indikasinya Allah memberikan keleluasaan bagi kaum Yahudi, cikal bakal pasukan Dajjal, untuk merajalela di muka bumi dewasa ini.
Belum pernah Allah izinkan mereka selama berpuluh abad memiliki tatanan negara kecuali belakangan ini. Belum pernah dunia mengalami penetrasi bahkan penaklukan oleh Yahudi sedahsyat seperti di zaman kita sekarang ini. Maka pantaslah bila sebagian umat Islam bangga dan merasa tidak bersalah berkawan bahkan menjadikan kaum Yahudi sebagai pimpinan atas diri mereka. Yahudi sengaja mengaburkan isu sebenarnya soal Dajjal dari pemahaman umat Islam.
Rasulullah shollallahu ’alaihi wa sallam bersabda: “Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 34/3)
Oleh: Ustadz Ihsan Tanjung
(www.bolejadikiamatsudahdekat.com)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.